Ia sudah membuat para pemain seperti Ronaldo, Varane, Luka Modric, Toni Kroos, Marcelo, hingga Sergio Ramos, padu. Mereka bisa bekerja sama secara apik.
Hasilnya? Sebelas gelar. Bila hanya semata-mata karena faktor pemain dan tidak didukung oleh peran seorang manajer yang hebat maka tak mungkin Madrid bisa memanen demikian banyak gelar.
Pengganti Zidane pun memilik amunisi yang tak kalah mumpuni. Namun, belum ada yang sanggup mengikuti, setidaknya menunjukkan tanda-tanda mengekor prestasi Zidane.
United yang memiliki banyak bintang seperti Ronaldo, Varane, Pogba, Bruno Fernandes, Edinson Cavani, Jadon Sancho, Masson Greenwood, hingga talenta yang diabaikan Solskjaer bernama Donny van de Beek adalah godaan bagi Zidane.
Pengalamannya mengorkestrasi para pemain top akan membuatnya bisa menerjemahkannya di Old Trafford. Meski tidak tanpa keraguan, bahkan masalah.
Kehadiran Zidane akan mengubah tatanan yang coba dibangun Solskjaer sejak 2018 lalu. Seperti laiknya kehadiran orang baru yang bakal membawa perubahan, dalam arti positif atau negatif, demikian juga Zidane.
Salah satu yang bisa ditebak terkait formasi tim berikut tanggung jawab lainnya. Bila Pogba benar-benar menjadi prioritas, maka ia akan memberinya ruang bermain yang lebih fleksibel.
Dampaknya, posisi Bruno akan tergusur. Memang pemain Portugal itu tak akan dienyahkan dari "starting line-up" namun ia tak akan berada di posisi yang membuatnya bisa bergerak lebih bebas seperti saat ini.
Bruno bisa digeser. Bila sampai itu terjadi, maka peran para pemain lain seperti Fred, Scott McTominay, dan para pendukung lainnya sangat dituntut.
Selain itu, Pogba yang akan menjadi anak kesayangan Zidane bisa membuat Maguire semakin tertekan. Bila performanya di lini belakang tak lekas membaik, maka pemain internasional Inggris itu bisa mengalami kehilangan ganda: posisi dalam tim dan ban kapten.
Apakah berbagai skenario ini bakal terwujud? Hanya waktu yang bisa menjawab.