Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Loh Kean Yew, Korban Bully yang Tinggalkan Malaysia Ukir Sejarah bagi Singapura

9 November 2021   09:25 Diperbarui: 9 November 2021   09:27 6995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Loh Kean Yew (kanan) juara Hylo Open 2021 usai mengalahkan Lee Zii Jia, Minggu (7/11/2021): badminton photo

 Tujuh pekan yang panjang dan melelahkan. Rangkaian tur Eropa pun berakhir pada Minggu (7/11/2021) bersamaan dengan final Hylo Open Super 500.

Sejak Piala Sudirman 2021 di Vantaa, Finlandia, lalu Piala Thomas dan Uber 2020 di Aarhus Denmark, kemudian bergeser ke Denmark Open Super 1000 di Odense, lantas French Open Super 750, perjalanan para pebulutangkis dunia mengitari Eropa akhirnya berakhir di Jerman.

Selama itu banyak peristiwa terjadi. Tujuh pekan bak "roaller coaster" dengan aneka kejutan, kekalahan, kebanggaan, ketegangan, dan kekecewaan. Tidak hanya dirasakan para pebulutangkis tetapi juga para fan setia.

Sebelum "move on" dari Benua Biru menuju Bali, Indonesia untuk tiga turnamen besar penutup kalender BWF World Tour tahun ini yakni Indonesia Masters Super 750, Indonesia Open Super 1000, hingga World Tour Finals yang dimulai pekan depan hingga awal Desember nanti, baiklah kita merekam satu kisah dari seorang Loh Kean Yew.

Pebulutangkis tunggal putra ini baru saja mengukir sejarah di panggung bulu tangkis dunia, baik baginya maupun negara yang dibelanya.

Menjadi jawara Hylo Open 2021 adalah akhir dari penantian panjang bulu tangkis Singapura selama lebih dari satu dekade.

Loh Kean Yew menjadi orang Singapura pertama yang memenangkan gelar Super 500 atau setara Superseries. Ia adalah pemain tunggal putra pertama dari Negeri Singa yang bisa berprestasi di panggung dunia selama era Superseries/World Tour.

Pemain Singapura terakhir yang meraih prestasi serupa adalah pasangan ganda putri Yao Lei/Shinta Mulia Sari di Singapore Open 2010.

Loh Kean menorehkan sejarah setelah di partai final mengalahkan unggulan dua dari Malaysia, Lee Zii Jia. Pebulutangkis berusia 24 tahun itu sempat kehilangan gim pertama 19-21 .

Loh Kean hampir saja menyerah straight set bila ia tak mendapatkan titik balik di poin ke-13. Perjuangan keras meredam serangan Lee Zii Jia dengan pertahanan yang rapat dan meladeninya dengan smes keras akhirya berbuah delapan poin beruntun.

Jatuh bangun Loh Kean akhirnya berbuah manis. Ia memaksa duel berlangsung tiga gim. Di set penentuan, Loh Kean semakin percaya diri. Ia sebenarnya bisa saja mengunci pertandingan. Namun, sebelum ia meraih empat poin terakhir, lawannya yang berusia satu tahun lebih muda memilih mundur.

Lee tak bisa menyelesaikan pertarungan karena bermasalah dengan pingganggnya. Rupanya Lee tak mau ambil risiko untuk memaksa melanjutkan pertandingan hingga tuntas dalam situasi yang kurang menguntungkannya dan justru menempatkan Loh Kean dalam posisi unggul.

Setelah lebih dari satu jam, pertandingan pun dihentikan. Lee Zii Jia memilih "retired" dalam posisi tertinggal 12-17.

Korban bully

Berbicara usai pertandingan Loh Kean mengaku senang. Sebuah ekspresi yang wajar dan pantas. Walau kemenangan tak diraih usai berjuang hingga poin terakhir, namun status pemenangan tetap menjadi miliknya.

Apalagi, Loh Kean sudah berada di jalur positif untuk menyudahi pertandingan. Ia bisa mengimbangi dan malah membuat juara All England 2021 itu harus mengakui keunggulannya dalam dua pertemuan terakhir.

Pekan sebelumnya, Loh Kean menjungkalkan tunggal putra nomor satu Malaysia itu di French Open. Saat itu, Loh Kean yang kini berada di ranking 39 BWF menang straight set 24-22 dan 21-14. Kemenangan di pertemuan keempat ini sekaligus membuat skor "head to head" keduanya menjadi sama kuat.

Statistik pertemuan Loh Kean Yew versus Lee Zii Jia: tournamentsoftware.com
Statistik pertemuan Loh Kean Yew versus Lee Zii Jia: tournamentsoftware.com

"Sangat senang memenangkan BWF World Tour Super 500 pertama saya! Simpati saya untuk Lee Zii Jia dan saya berharap dia cepat pulih," begitu komentar Loh Kean di akun Instagramnya.

Loh Kean sadar gelar tersebut tidak diraih dengan mudah. Bukan pula hasil perjuangannya seorang diri.  Dalam komentar lanjutan seperti dilansir situs resmi BWF, Loh Kean menulis begini.

"Kemenangan hari ini pasti bukan usaha solo, gelar ini milik semua orang yang telah mendukung saya dalam karier saya sejauh ini -- terima kasih banyak."

Apa yang dikatakan Loh Kean bisa terbaca dari perjalanan hidup pribadi dan kariernya. Ia lahir di Penang, Malaysia. Anak bungsu dari tiga bersaudara ini sudah mengenal tepok bulu sejak berusia tujuh tahun saat duduk di bangku sekolah dasar.

Ia sempat berhenti bermain bulu tangkis karena menjadi sasaran perundungan. Namun, tekanan sebagai korban "bully" tak menyurutkan semangatnya untuk bermain bulu tangkis.

Ia kembali berlatih badminton di usia sembilan tahun. Dalam waktu enam bulan ia menunjukkan perkembangan pesat hingga menjadi bagian dari pemain negara bagian Penang.

Hijrahnya saudara ketiganya ke Singapura pada 2010 akhirnya membuatnya ikut pindah. Ia meninggalkan tanah kelahirannya di usia 13 tahun setelah menerima beasiswa dari Singapore Badminton Association (SBA). Ia kemudian mendapatkan pendidikan intensif di Singapore Sports School.

Meninggalkan tanah kelahiran jelas sebuah pilihan yang tidak mudah. Namun, ia tak larut dalam penyesalan berimigrasi ke Singapura. Baginya, yang ingin ia kejar adalah prestasi.

Bidik Olimpiade

Loh Kean yang pernah menimba pengalaman di klub bulu tangkis Langhj, di Denmark, selama 3 bulan pada 2018 mulai menunjukkan bakat besarnya.

Ia sudah meraih sejumlah gelar, walau kebanyakan bukan di level elite. Beberapa di antaranya adalah juara Thailand Masters 2019 dengan mengalahkan Lin Dan di partai final, 21-19 dan 21-18 dan medali perak tunggal putra ASEAN Games 2019 usai menyerah dari Lee Zii Jia.

Ia juga mengoleksi lima gelar di level International Challenge/Series sejak 2014 sampai tahun ini, mulai dari ingapore International 2014, Malaysia International 2017, Singapore International 2017, Mongolia International 2018, hingga Dutch Open 2021.

Loh Kean Yew: bwfbadminton.com
Loh Kean Yew: bwfbadminton.com

Lih Kean sudah mematok target tinggi. Di balik keputusan dan ketetapan hatinya untuk membawa nama Singapura ia ingin merebut medali emas Olimpiade.

Percobaan pertama pada Olimpiade 2020 yang digelar tahun ini belum menunjukkan hasil maksimal. Ia lolos ke Tokyo usai menempati posisi ke-18 dalam peringkat tunggal putra Race to Tokyo. Namun, langkahnya terhenti di fase grup. Ia mengalahkan Aram Mahmoud, namun takluk dari Jonatan Christie.

Tantangan yang dialami sejak kecil tentu tidak akan menyurutkan semangatnya. Sejumlah gelar yang diraih tahun ini termasuk podium utama Super 500 tentu semakin mempertebal semangatnya.

Loh Kean menjadi juara di Jerman melalui sebuah pembuktian. Selain Lee Zii Jia, ia mampu membuat pemain ranking empat BWF, Chou Tien Chen, bertekuk lutut.

Para pebulutangkis dengan ranking dunia lebih tinggi seperti Toma Junior Popov asal Prancis, Rasmus Gemke dari Denmark, serta Lakshya Sen dari India pun tak berkutik.

Gelar juara yang baru saja diraih di Saarbrucken adalah pengalaman berharga. Salah satu titian penting untuk menggapai impian terbesarnya:  juara Olimpiade.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun