Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Segelas Kopi dari Elin Waty untuk Indonesia Timur

23 Oktober 2021   10:01 Diperbarui: 23 Oktober 2021   10:17 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap orang tentu ingin meraih kesuksesan dalam berkarier. Namun, untuk mencapai taraf yang diinginkan, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.

Ada banyak rintangan yang harus dilewati. Datangnya bisa dari mana saja dan wujudnya pun bermacam-macam.

Terkadang, tidak semua orang bisa sukses melewatinya. Ada yang kemudian patah arang. Cita-cita yang sudah ditetapkan lantas hanya menjadi cerita masa lalu.

Padahal, di balik setiap masalah selalu ada jalan. Terkadang, tidak semua orang bisa kuat bertahan dan mampu mendapatkan solusi yang tepat.

Elin Waty, Presiden Direktur Sun Life Indonesia mencoba menangkap realitas tersebut dan menuangkannya dalam sebuah buku yang baru saja dirilis. Judul buku itu adalah "Segelas Kopi dan Segudang Cerita Karier."

Buku itu berisi 20 cerita pengalamannya, terutama saat berinteraksi dengan sahabat, maupun rekan kerja. Pengalaman pribadi dan pengalaman profesional di dunia kerja kemudian diramu dalam bahasa yang sederhana, dikemas dengan tata letak yang apik dan menarik.

Buku setebal 161 halaman bisa kita baca dalam satu tarikan nafas kesempatan. Namun, buku itu sarat kisah dan pesan bermakna, terutama sebagai bahan referensi berkarier.

"Saya suka mengobrol dengan siapa saja. Dari obrolan itu saya suka merasa ada sesuatu yang bisa membantu mereka. Saya bisa menunjukkan empati dan kepedulian kepada mereka," demikian Elin Waty dalam diskusi saat peluncuran buku secara virtual pada Jumat (1/10/2021).

Elin Waty dan para narasumber dalam acara Sun Life webinar, Jumat (1/10/2021) | Screenshot Pribadi
Elin Waty dan para narasumber dalam acara Sun Life webinar, Jumat (1/10/2021) | Screenshot Pribadi

Kegemarannya berinteraksi dan berbagi pengalaman serta masukan itu kemudian mendorongnya untuk mengambil satu langkah baru. Membukukannya.

Dengan menulis buku, demikian Elin, suaranya bisa menjangkau lebih banyak orang. "Sejak pandemi ini, saya jadi terbatas untuk bisa bicara dengan semua orang. Saya tidak bisa lagi ngopi bersama teman-teman setiap hari. Jadi, saya nulis buku deh."

Elin mengatakan dengan menulis buku ia sebenarnya bisa menjalankan sejumlah misi sekaligus.

Pertama, ia bisa mendekatkan diri dengan lebih banyak orang. Kesukaannya untuk bergaul dengan banyak orang dan berbagi pengalaman bisa semakin diperluas cakupannya tanpa harus bertemu muka dengan muka, tanpa perlu mengajak mereka ngopi di satu meja yang sama.

"Semoga dengan buku ini orang-orang bisa belajar. Tidak semua orang memiliki atasan yang bisa mendengarkan keluhan dan curhatan."

Kedua, menulis buku adalah langkah lanjutan dari perwujudan nilai Sun Life Indonesia yang sudah mengalir dalam darahnya. Salah satunya adalah caring leadership.

Ia tunjukkan pula kepeduliannya kepada orang-orang di luar jangkauannya secara fisik yang tengah membutuhkan bantuan untuk melewati aneka titian berliku demi mengejar impian di dunia kerja dan mengupayakan keseimbangan dalam kehidupan pribadi.

Dunia kerja bukanlah dunia yang penuh bunga-bunga dan selalu menjanjikan jalan lurus tanpa hambatan. Di balik cita-cita untuk hidup lebih baik secara ekonomi dan bahagia secara rohani ternyata ada banyak rintangan yang harus diterjang.

Tantangan itu bisa datang dari berbagai sisi. Salah satunya dari pihak atasan. Bagaimana harus bersikap saat berhadapan dan memposisikan diri di hadapan pimpinan (halaman 9), menghadapi perubahan yang dilakukan atasan (halaman 111).

Soal promosi dan kesempatan memperbaiki jenjang karier (halaman 128), dan menghadapi atasan yang turut ikut campur hingga ke urusan pribadi (halaman 129).

Salah satu halaman buku
Salah satu halaman buku "Segelas Kopi dan Segudang Cerita Karier" | Dokumen Pribadi

Selain itu, aral juga muncul dari keluarga dan orang-orang terdekat. Kisah berjudul "Ketika Gaji Istri Lebih Besar dari Suami" (halaman 17) adalah salah satu representasi kehidupan profesional dan urusan rumah tangga yang tidak bisa dipisahkan secara tegas.

Karena itu, dibutuhkan suatu titik keseimbangan baru antara urusan kantor, rumah tangga, dan diri sendiri.

Kisah "Work-life Balance: Mitos atau Fakta?" (hal.83) telak mewakili kegalauan dari banyak orang soal menjaga keseimbangan hidup. Seperti judul yang dipilih Elin, orang-orang yang sedang galau bisa mendapatkan jawabannya di sana.

Salah satu bagian dari buku
Salah satu bagian dari buku "Segelas Kopi dan Segudang Cerita Karier" | Dokumen Pribadi

Masalah juga datang dari dalam diri. Elin mengangkat beberapa cerita yang berisi pergolakan batin seseorang mulai dari konflik tentang gender (cerita "Aku Ingin Promosi, tapi Aku Perempuan", hal.47), rasa inferioritas tersebab anggapan apriori bipolar "anak daerah" versus "anak kota" (kisah "Anak Daerah Mana Bisa Sukses di Ibu Kota," hal.97).

Pertarungan untuk memutuskan ingin banting setir dari satu perusahaan ke perusahaan lain (cerita "Banting Setir di Usia 40 Tahun?" hal.27; "Pindah atau Tetap di Perusahaan yang sama," hal.105), atau kebingungan saat berada di persimpangan antara bertahan di pekerjaan yang sama atau memutuskan pindah ke divisi berbeda (cerita "Aku Berada di Persimpangan Karier: Sales atau Operation?" hal.117).

Menariknya, Elin tidak hanya mengangkat cerita-cerita faktual itu sebagai cerita semata. Ia menjadikannya sebagai bahan perenungan yang kemudian ia bagikan poin-poin kesimpulan baik secara langsung atau tidak langsung.

Dengan kata lain, buku ini berisi studi kasus di dunia kerja dengan segala lika-likunya yang cukup representatif, solutif, dan membawa energi positif yang penuh motivasi.

Salah satu potongan refleksi dalam buku
Salah satu potongan refleksi dalam buku "Segelas Kopi dan Segudang Cerita Karier" | Dokumen Pribadi

Untuk Indonesia Timur

Elin mengatakan tantangan untuk menghasilkan buku ini tidak mudah, sama seperti tantangan yang kerap ia hadapi bersama orang-orang yang ditemui dan kisah-kisahnya ia angkat ke dalam buku ini.

Ia semula berencana baru akan menelurkan buku ini selepas pensiun. Namun, rencana itu kemudian berubah. Dorongan yang terus-menerus dari rekan-rekan akhirnya meluluhkan niatnya.

"Ibu bisa kok menulis, tidak harus menunggu pensiun," begitu Elin mengutip kata-kata penyemangat dari teman-temannya.

Selain itu, pandemi Covid-19 ikut berkontribusi. "Pandemi ini cukup struggling, karena waktu bertemu, sharing, diskusi, mentoring berkurang. Untuk bantu saya supaya tidak tersiksa akhirnya mulai menulis," ungkap Elin yang kemudian mengambil waktu setiap akhir pekan hingga memilih cuti selama beberapa hari untuk menyelesaikan buku ini.

Setelah buku ini hadir di tangan pembaca, kerja keras Elin selama lebih dari satu tahun tidak lantas selesai. Ia masih menyimpan banyak harapan. Buku ini bisa membantu mencerahkan para pembaca, terutama anak-anak muda yang sedang bimbang di tengah badai pekerjaan.

Di samping itu, buku ini sebenarnya dimaksudkan juga sebagai langkah kecil untuk berkontribusi bagi dunia pendidikan, terutama di Indonesia Timur.

"Waktu menulis saya percaya, dengan pendidikan bisa mengubah masa depan orang. Saya merasa berempati dengan adik-adik yang datang dari keluarga tidak mampu. Mereka kesulitan biaya untuk menempuh pendidikan, bahkan akhirnya terancam untuk tidak bisa melanjutkan sekolah. Bagaimana mereka bisa mengubah kehidupan mereka?"

Untuk itu, Elin sudah berkomitmen memberikan seluruh hasil penjualan untuk membantu pendidikan anak-anak yang kurang mampu. Donasi itu akan disalurkan melalui Yayasan Visi Indonesia agar tepat menyasar pihak-pihak yang membutuhkan.

"Semoga niat baik ini mendapat berkat dari Tuhan. Semakin banyak yang membeli dan baca, mendapat inspirasi, dan pada waktu yang sama mereka tahu mereka membantu pendidikan adik-adik di pelosok Indonesia, terutama di Indonesia Timur."

Apakah Anda ingin ikut meresap motivasi positif yang direfleksikan dalam buku karya Elin Waty sambil ditemani secangkir kopi? Silakan memesannya via tautan berikut ini https://bit.ly/BukuSegelasKopi agar Anda pun ikut serta berbagi kebahagiaan dengan banyak orang di Indonesia Timur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun