Mourinho tak melakukan perubahan mendasar di paruh kedua. Dengan mengandalkan kekuatan yang sama, Roma harus menderita lebih berat setelah jeda. Gawang Rui Patricio kebobolan empat kali di babak kedua.
Mourinho dalam keterangan pers usai laga mengakui kekalahan itu sebagai tanggung jawabnya.
"Tanggung jawab adalah milikku. Saya menurunkan pemain yang bermain lebih sedikit, saya memutuskan untuk melakukan perubahan ini dan mengistirahatkan banyak pemain."
Melansir Dailymail.co.uk, Mourinho mengatakan dirinya bermaksud baik melakukan sejumlah perubahan. Ia ingin memberi tempat kepada para pemain pelapis, sekaligus memberikan waktu istirahat kepada para pemain utama.
Dengan hanya memiliki 13 pemain dengan kualitas yang bisa diandalkan, Mourinho tidak bisa terus menerus memaksa mereka untuk bermain di setiap pertandingan.
"Saya tidak pernah menyembunyikan fakta bahwa kami adalah tim dengan keterbatasan nyata. Kami memiliki 13 pemain yang mewakili satu tim, yang lain berada di level yang berbeda."
Sementara itu, Bodo membuktikan bahwa tim utama mereka bisa lebih baik dari tim pelapis Roma. Bodo mencatatkan penguasaan bola 53 persen berbanding 47 persen.
Selain itu, tuan rumah memiliki peluang lebih banyak dengan 13 tendangan ke gawang dan sembilan dari antaranya mengenai sasaran. Roma hanya memiliki dua "shots on target" dari enam percobaan.
"Setelah tertinggal 1-3, kami kehilangan ara dan kelihatannya tiap mereka memegang bola jadi gol. Penjelasannya jelas, mereka lebih kuat dan ini kesalahan saya, karena tim utama mereka lebih baik daripada pelapis kami," aku Mourinho.
Kenyataan yang tak terbantahkan menunjukkan bahwa kejutan di lapangan sepak bola belum menjadi hal langka. Kebesaran seorang pelatih berikut klub tak otomatis meraih hasil positif di lapangan pertandingan.