Fajri rupanya tak menyia-nyiakan kepercayaan sebagai ganda pertama. Sejak awal pertandingan, keduanya terus menekan. Permainan cepat plus smes-smes keras diperagakan nyaris tanpa cela.
Performa Fajri di laga ini begitu spektaluer, mengingatkan kita pada Minions saat mereka sedang berada di performa terbaik. Fajri yang kini berada di ranking tujuh BWF tidak memberi ruang kepada lawannya. Duel berdurasi 43 menit itu berakhir dua gim saja, 21-12 21-19.
"Ganda pertama atau ganda kedua kita siap. Ini adalah pembuktian kita, bahwa kita siap untuk dipercaya menjadi andalan ganda putra. Tidak hanya Kevin, Marcus, Hendra, Ahsan. Kita siap ditunjuk, kita siap bertanding." Demikian ungkapap Fajar Alfian usai pertandingan kepada BWF.
Determinasi Jojo
Ketiga, tanpa Shi Yu Qi, kekuatan sektor tunggal bertumpu pada trio Li Shifeng, Weng Hong Yang, dan Lu Guang Zu.
Ketiga pemain itu belum memiliki pengalaman mumpuni seperti Ginting dan Jojo. Lu berada di ranking 27 BWF, Li Shifeng di posisi 65 BWF. Sementara itu, Weng jauh di belakangnya, tepatnya di urutan ke-148.
Bila peringkat dunia dan pengalaman dijadikan patokan, maka duel mereka kontra Ginting dan Jojo, tampak seperti langit dan bumi.
Namun, ranking dunia tak selalu menggaransi kemenangan. Li Shifeng menunjukan grafik penampilan yang baik di turnamen beregu. Ia mampu mengalahkan sejumlah pemain dengan ranking dunia lebih baik.
Kunlavut Vitidsarn yang berperingkat 23 BWF tak berkutik. Li, berusia 21 tahun mengalahkan pemain yang karib disapa View itu, 21-13, 17-21, dan 21-7 untuk memberi satu dari tiga poin kemenangan China atas Thailand di babak perempat final.
Tidak sampai di situ. Li pun kembali menyumbang angka di babak empat besar. Ia sanggup mengalahkan pemain Jepang, ranking 13 BWF, Kanta Tsuneyama, dalam dua gim, 21-17 dan 21-15.