Ternyata, China masih terlalu tangguh bagi Jepang. Sebagai negara dengan jejak langkah lebih mentereng, China berhasil menggapai final ke-13 mereka di turnamen beregu putra itu.
China tidak diperkuat beberapa pemain andalan seperti mantan tunggal putra nomor satu dunia Chen Long dan "the twin tower" Li Junhui/Liu Yu Chen. Sebagai gantinya, skuat Matahari Terbit mengandalkan para pemain muda.
Seperti pertarungan Indonesia versus Denmark, begitu juga duel kedua tim berlangsung ketat. China lebih dulu memimpin melalui Kento Momota. Pemain ranking satu dunia mendapat keuntungan lantaran lawannya, Shi Yu Qi mengalami cedera di gim kedua dalam kedudukan 5-20. Momota yang memenangi gim pertama, 20-22 akhirnya keluar sebagai pemenangan.
"Match" kedua menjadi milik China. Pertemuan antara dua pasangan ganda putra yang baru berpasangan. He Ji Ting/Zhou Hao Dong membuat skor sama kuat usai mengalahkan Takuro Hoki/Yuta Watanabe, 21-17 7-21 21-16 dalam waktu lebih dari satu jam.
China berbalik unggul. Pemain muda Li Shi Feng yang kini berada di peringkat 65 BWF berhasil mengalahkan Kanta Tsuneyama. Kanta, berperingkat 13 BWF takluk dalam dua gim, 17-21 dan 15-21.
Pasangan hasil bongkar pasang Liu Cheng/Wang Yi Lyu akhirnya menentukan kemenangan China. Nyaris kehilangan gim kedua, pasangan yang belum berperingkat BWF ini akhirnya bisa mengalahkan  Akira Koga/Taichi Saito yang berperingkat 27 BWF, 21-11 dan 22-20.
Apakah Indonesia bisa menghentikan laju skuat non-unggulan China? Semoga ada kabar lebih menggembirakan di hari Minggu.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H