Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Singkirkan Denmark, Jumpa Skuat "Non-unggulan" China, dan Indonesia di Ambang Gelar ke-14

16 Oktober 2021   23:30 Diperbarui: 17 Oktober 2021   17:15 2990
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasangan ganda putra Indonesia Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto saat tampil pada Piala Thomas 2020 di Ceres Arena, Aarhus, Denmark. Foto: BadmintonPhoto/Yohan Nonotte via Kompas.com

Tiada yang lebih indah bagi para penggemar badminton Tanah Air di malam Minggu kali ini selain melihat hasil manis yang ditorehkan tim putra Indonesia di semifinal Piala Thomas 2020.

Menghadapi tuan rumah Denmark di Ceres Arena, Aarhus, Sabtu (16/10/2021), skuat Garuda bisa memetik kemenangan 3-1.

Kemenangan ini mengantar Indonesia ke final untuk ke-20 kalinya. Indonesia menjadi negara paling sukses di Piala Thomas dengan 13 gelar juara.

Namun, gelar terakhir diraih nyaris dua dekade lalu. Sejak menjadi juara di Guangzhou, China, 2002 silam, keberuntungan seperti menjauh dari Indonesia.

Kini, penantian panjang itu akan segera berakhir. Satu langkah lebih dekat menuju tangga juara. Hendra Setiawan dan kawan-kawan akan bersua China di laga pamungkas, di tempat yang sama, Minggu (17/10/2021) pukul 18.00 WIB. 

Selebrasi Fajar/Rian usai memastikan langkah Indonesia ke final Piala Thomas 2020: twitter.com/BadmintonTalk
Selebrasi Fajar/Rian usai memastikan langkah Indonesia ke final Piala Thomas 2020: twitter.com/BadmintonTalk

Indonesia dengan kekuatan terbaik akan ditantang China yang mengandalkan para pemain muda dan hasil eksperimen bongkar-pasang. Dari sisi peringkat dunia, China berada dalam posisi kurang diunggulkan.

Jojo memberi jempol kepada Antonsen: twitter.com/BadmintonTalk
Jojo memberi jempol kepada Antonsen: twitter.com/BadmintonTalk

Kekuatan terbaik

Indonesia dan Denmark sudah 13 kali bersua di panggung Piala Thomas sebelumnya. Rekor "head to head" berpihak pada Indonesia, 11-2. Denmark menghadapi pertandingan ini dengan penuh percaya diri karena berhasil mengatasi Indonesia dalam dua pertemuan terakhir dengan skor ketat, 3-2.

Ternyata, para pangeran Indonesia sukses mengakhiri tren buruk itu. Menariknya lagi, kemenangan ini terjadi di kandang Tim Dinamit yang memiliki ambisi tinggi untuk menjadi juara seperti edisi 2016 lalu.

Diperkuat jawara tunggal putra Olimpiade Tokyo, Viktor Axelsen dan Anders Antonsen yang berada di ranking tiga BWF, Denmark cukup yakin bisa mengatasi Indonesia. Selain itu, Denmark membuat kejuatan dalam "line-up" dengan menepikan pemain muda Rasmus Gemke dan memberi tempat kepada pemain senior Hans Kristian Vittinghus.

Bisa ditebak, tuan rumah sengaja memasang pemain berusia 35 tahun sebagai "kartu as" manakala pertandingan berlangsung ketat hingga laga kelima.

Jam terbang Hans yang sangat tinggi diharapkan bisa mengatasi Shesar Hiren Rhustavito, pemain berperingkat 19 BWF yang selalu kalah dalam dua pertemuan sebelumnya.

Namun, Denmark patut mengakui. Selain Axelsen dan Antosen, mereka tak punya amunisi mumpuni di sektor ganda. Ganda putra Indonesia begitu superior.

Indonesia punya dua pasangan ganda di puncak ranking dunia, ditambah Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang menempati peringkat tujuh BWF.

Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen dan pasangan baru, Mathias Christiansen/Frederik Sogaard yang tak tergantikan sejak babak grup, tak bisa berbuat banyak kala menghadapi Minions dan Fajri.

Ginting tak kuasa bendung Axelsen

Pertemuan Anthony Sinisuka Ginting versus Axelsen menjadi salah satu daya tarik pertandingan ini. Betapa tidak. Keduanya sudah menjadi rival dan pertemuan di antara mereka selalu ketat.

Catatan "head to head" keduanya sama kuat. Mereka saling berbagi kemenangan dalam delapan pertemuan.

Namun, Axelsen memang memiliki tren lebih positif belakangan ini. Penampilan fenomenal sejak awal tahun hingga berjaya di Olimpiade Tokyo 2020. Sejak mendapat medali emas Olimpiade, Axelsen belum pernah menelan pil pahit.

Sementara itu, Ginting masih belum benar-benar mendapatkan performa terbaik pasca-raih perunggu Olimpiade Tokyo. Dari enam pertandingan, Ginting tiga kali kalah, masing-masing dua kali di Piala Sudirman 2021 dan sekali di Piala Thomas 2020.

Dua pertemuan terakhir Ginting kontra Axelsen menjadi milik pemain yang disebutkan kedua. Axelsen cukup percaya diri menghadapi laga ini.

Ginting dan Axelsen bersalaman usai laga: twitter.com/BadmintonTalk
Ginting dan Axelsen bersalaman usai laga: twitter.com/BadmintonTalk

Kepercayaan diri Ginting sejak mengalahkan Chou Tien Chen di laga terakhir penyisihan Grup A Piala Thomas kembali muncul. Kemenangan straight set atas pemain dengan peringkat dunia satu tangga lebih tinggi darinya benar-benar dimanfaatkan sebagai titik balik.

Tak heran, Ginting bisa mengatasi tekanan dan membuat tunggal putra Malaysia, Lee Zii Jia tak berdaya. Ginting bisa meredam juara All England 2021 itu.

Namun, Axelsen bisa mendikte permaian sejak gim pertama. Ginting terlihat sulit mengembangkan permainan.

Patut diakui pemain berperingkat dua BWF itu bermain baik. Ia mampu membatasi kesalahan sendiri. Setelah kalah telak di set pertama, Ginting berusaha bangkit. Namun, Axelsen tidak membuang kesempatan.

Axelsen memimpin sejak awal hingga interval pertama, 7-11. Selanjutnya, laju poinnya tak terbendung. Unggul dengan selisih tujuh poin dalam kedudukan, 10-17, Axelsen hanya memberi Ginting lima poin sebelum mengunci kemenangan straight set, 9-21 15-21.

Poin kemenangan Axelsen didapat setelah raket Ginting dianggal melewati net. Situasi ini sempat mengundang perdebatan. Namun, wasit sudah memutuskan itu sebagai kesalahan.

"Sejak awal sangat sulit. Setelah jeda, Axelsen bermain lebih agresif dan tidak membuat kesalahan. Saya berusaha keras tetapi jarak poin terlalu jauh."

Demikian komentar Ginting kepada BWF usai pertandingan berdurasi 46 menit. Lebih lanjut, Ginting mengakui Axelsen memang tampil lebih baik.

"Saya tidak merasakan tekanan apa pun, tidak gugup sama sekali. Saya menikmati pertandingan tetapi Viktor bermain lebih baik."

Axelsen pun menunjukkan sportivitas. Ia meyangkan laga harus berakhir dengan kesalahan yang tidak diharapkan.

"Sangat penting untuk menjadi akurat. Ginting sangat cepat, cepat, dan hebat. Dia agresif dan untuk menang seperti yang saya lakukan hari ini sangat menyenangkan bagi saya. Ini adalah pengalaman besar bermain di sini jadi saya sangat senang untuk menang."

Minions Penyelamat

Seperti Ginting yang sempat goyah, begitu juga Minions di beberapa pertandingan terakhir. Ganda nomor satu dunia mulai memantik berbagai spekulasi miring setelah gagal di perempat final Olimpiade Tokyo 2020.

Namun, balas dendam atas Aaron Chia/Soh Wooi Yik yang membuat Minions gagal mewujudkan target medali emas di Tokyo, adalah pembuktian bahwa kedidgayaan mereka sudah kembali terlihat.

Tak heran, Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen yang coba menghadang mereka di semi final ini tak bisa bisa berbuat banyak. Penampilan Minions begitu trengginas. Minions yang sempat hilang telah kembali.

Minions mengawali pertandingan dengan baik hingga merebut gim pertama. Namun, pasangan tuan rumah berhasil mengambil kesempatan untuk merebut set kedua.

Minions menunjukkan kualitasnya. Mengurangi kesalahan sendiri dan terus memberikan tekanan kepada lawan membuat mereka bisa mendapatkan kembali momentum. Set penentuan pun menjadi milik wakil Indonesia.

Kim/Anders kembali harus memetik hasil minor di pertemuan kesembilan ini. Penderitaan keduanya pun berlanjut dan catatan satu-satunya kemenangan atas Minions tak bertambah.

Kemenangan 21-13 10-21 21-15 dalam waktu nyaris satu jam membuat Minions pun menjadi penyelamat bagi Indonesia sekaligus membuat skor kedua tim sama kuat.

Jojo menangi duel melelahkan

Duel Jojo kontra Antonsen juga menarik. Keduanya memiliki riwayat pertemuan tersendiri. Keduanya sudah tujuh kali berhadapan di berbagai kompetisi. Rekor pertemuan berpihak pada Jojo, 4-3.

Namun, Antonsen berhasil memetik kemenangan di pertemuan terakhir. Antonsen, ranking tiga BWF, membungkam Jojo di Indonesia Masters 2020 dalam pertarungan rubber game, 14-21 21-10 12-21.

Keduanya menghadirkan pertarungan apik nan melelahkan. Perolehan poin ketat sejak awal pertandingan. Diselingi dengan perang strategi untuk mengambil napas dan berbuntut kartu kuning bagi Antonsen.

Jojo sempat tertinggal 10-11 di interval pertama. Namun, atlet kelahiran Jakarta itu berhasil mendapatkan kembali ketenangan untuk meladeni Antonsen. Jojo berhasil memimpin dengan keunggulan lima poin, 17-12.

Sayangnya, kesempatan mendekatkan diri dengan kemenangan itu tidak bisa diraih dengan mudah. Beberapa kesalahan sendiri membuat Antonsen berhasil mengejar ketertinggalan. Sempat terjadi beberapa kali "game point," pukulan Antonsen yang melebar akhirnya memberi Jojo kemenangan 25-23.

Antonsen berusaha meladeni Jojo dengan penuh kesabaran. Setiap kiriman kok dan smes berhasil diantisipasi. Perolehan poin sempat imbang 4-4. Namun, Antonsen mulai menjauh, 7-11.

Setelah jeda, Antonsen terus menjaga jarak. Kedua pemain beberapa kali terlibat permainan di depan net. Atraksi yang menghiasi gim kedua yang dimenangi Antonsen, 15-21.

Jojo lebih dulu mengambil poin pertama di set ketiga. Sejumlah kesalahan beruntun plus kegagalan mengantisipasi serangan lawan, membuat Antonsen berbalik memimpin 1-6.

Jojo bisa memutuskan laju poin Antonsen melalui smes lurus. Selanjutnya, Ginting berhasil mengejar ketertinggalan dan berbalik menikung 9-8, lalu 11-10, dan 12-10.

Antosen menunjukkan semangat pantang menyerah. Ia pun bisa merancang skema permainan yang berbuah dua poin untuk membuat skor identik, 13-13, lantas 15-15.

Kedua pemain terlibat persaingan ketat. Saling menyerang untuk meraih poin. Namun, Jojo mendapat momentum setelah memimpin 17-16 dan Antonsen mendapat kartu kuning karena dianggap dengan sengaja memperlambat pertandingan.

Pertarungan antara sesama pemain kelahiran 1997 itu akhirnya dimenangi Jojo, 21-16. Jojo menunjukkan ketangguhan mental, determinasi, dan kesiapan fisik untuk membuat Antonsen tak kuasa memenangi pertarungan panjang berdurasi satu jam dan 40 menit.

Fajri penentu

Kemenangan rubber game Jojo, 25-23 15-21 21-16, membuat Indonesia selangkah lebih dekat ke partai final. Fajar/Rian akhirnya bisa menguncinya di "match" keempat.

Fajri menghadapi pasangan hasil bongkar pasang, Mathias Christiansen/Frederik Sogaard. Dengan pengalaman sebagai pasangan yang lebih teruji, Fajri pun bisa mengalahkan Mathias/Frederik.

Sebagai unggulan ketujuh, Fajri bisa menyumbang angka kemenangan bagi Indonesia usai menyudahi perlawanan pasangan yang belum memiliki ranking BWF itu dengan skor akhir 21-14 21-14.

Hasil pertandingan Indonesia vs Denmark: tournamentsoftware.com
Hasil pertandingan Indonesia vs Denmark: tournamentsoftware.com

Tantang China

Empat tim semifinalis Piala Thomas 2021 sungguh mewakili empat kekuatan utama tim putra bulutangkis dunia.

Di pertandingan lainnya, pertemuan antara China kontra Jepang pun berlangsung ketat. Sejarah pertemuan sebenarnya menempatkan China sebagai unggulan. China sudah empat kali menang dalam lima pertemuna.

Satu-satunya kenangan manis bagi Jepang terjadi di edisi 2014. Berlangsung di New Delhi, India, tim Sakura berhasil menyingkirkan China di semi final dengan skor meyakinkan, 3-0. Jepang kemudian menjadi juara usai terlibat pertarungan ketat lima laga menghadapi Malaysia.

Ternyata, China masih terlalu tangguh bagi Jepang. Sebagai negara dengan jejak langkah lebih mentereng, China berhasil menggapai final ke-13 mereka di turnamen beregu putra itu.

China tidak diperkuat beberapa pemain andalan seperti mantan tunggal putra nomor satu dunia Chen Long dan "the twin tower" Li Junhui/Liu Yu Chen. Sebagai gantinya, skuat Matahari Terbit mengandalkan para pemain muda.

Seperti pertarungan Indonesia versus Denmark, begitu juga duel kedua tim berlangsung ketat. China lebih dulu memimpin melalui Kento Momota. Pemain ranking satu dunia mendapat keuntungan lantaran lawannya, Shi Yu Qi mengalami cedera di gim kedua dalam kedudukan 5-20. Momota yang memenangi gim pertama, 20-22 akhirnya keluar sebagai pemenangan.

China mengalahkan Jepang di semi final: tournamentsoftware.com
China mengalahkan Jepang di semi final: tournamentsoftware.com

"Match" kedua menjadi milik China. Pertemuan antara dua pasangan ganda putra yang baru berpasangan. He Ji Ting/Zhou Hao Dong membuat skor sama kuat usai mengalahkan Takuro Hoki/Yuta Watanabe, 21-17 7-21 21-16 dalam waktu lebih dari satu jam.

China berbalik unggul. Pemain muda Li Shi Feng yang kini berada di peringkat 65 BWF berhasil mengalahkan Kanta Tsuneyama. Kanta, berperingkat 13 BWF takluk dalam dua gim, 17-21 dan 15-21.

Pasangan hasil bongkar pasang Liu Cheng/Wang Yi Lyu akhirnya menentukan kemenangan China. Nyaris kehilangan gim kedua, pasangan yang belum berperingkat BWF ini akhirnya bisa mengalahkan  Akira Koga/Taichi Saito yang berperingkat 27 BWF, 21-11 dan 22-20.

Apakah Indonesia bisa menghentikan laju skuat non-unggulan China? Semoga ada kabar lebih menggembirakan di hari Minggu. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun