Sementara itu, Ginting masih belum benar-benar mendapatkan performa terbaik pasca-raih perunggu Olimpiade Tokyo. Dari enam pertandingan, Ginting tiga kali kalah, masing-masing dua kali di Piala Sudirman 2021 dan sekali di Piala Thomas 2020.
Dua pertemuan terakhir Ginting kontra Axelsen menjadi milik pemain yang disebutkan kedua. Axelsen cukup percaya diri menghadapi laga ini.
Kepercayaan diri Ginting sejak mengalahkan Chou Tien Chen di laga terakhir penyisihan Grup A Piala Thomas kembali muncul. Kemenangan straight set atas pemain dengan peringkat dunia satu tangga lebih tinggi darinya benar-benar dimanfaatkan sebagai titik balik.
Tak heran, Ginting bisa mengatasi tekanan dan membuat tunggal putra Malaysia, Lee Zii Jia tak berdaya. Ginting bisa meredam juara All England 2021 itu.
Namun, Axelsen bisa mendikte permaian sejak gim pertama. Ginting terlihat sulit mengembangkan permainan.
Patut diakui pemain berperingkat dua BWF itu bermain baik. Ia mampu membatasi kesalahan sendiri. Setelah kalah telak di set pertama, Ginting berusaha bangkit. Namun, Axelsen tidak membuang kesempatan.
Axelsen memimpin sejak awal hingga interval pertama, 7-11. Selanjutnya, laju poinnya tak terbendung. Unggul dengan selisih tujuh poin dalam kedudukan, 10-17, Axelsen hanya memberi Ginting lima poin sebelum mengunci kemenangan straight set, 9-21 15-21.
Poin kemenangan Axelsen didapat setelah raket Ginting dianggal melewati net. Situasi ini sempat mengundang perdebatan. Namun, wasit sudah memutuskan itu sebagai kesalahan.
"Sejak awal sangat sulit. Setelah jeda, Axelsen bermain lebih agresif dan tidak membuat kesalahan. Saya berusaha keras tetapi jarak poin terlalu jauh."
Demikian komentar Ginting kepada BWF usai pertandingan berdurasi 46 menit. Lebih lanjut, Ginting mengakui Axelsen memang tampil lebih baik.