Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Piala Uber Terakhir Greysia Polii dan "Legacy" untuk Tim Muda Indonesia

16 Oktober 2021   06:46 Diperbarui: 16 Oktober 2021   06:48 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Greysia Polii dan Apriyani Rahayu: bwfbadminton.com

Kedua, Greysia/Apri bisa melewati rintangan Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai. Kolaborasi pasangan senior-junior tetap terlihat apik. Semangat juara belum juga memudar. Pemenang Olimpiade Tokyo 2020 terlibat pertarungan cukup alot selama tiga gim,

Greys/Apri bisa mengunci gim pertama. Namun, lawannya yang berperingkat delapan BWF bisa memaksa terjadinya rubber game. Pertarungan berdurasi satu jam dan 32 menit akhirnya dimenangi pasangan Indonesia berperingkat enam BWF, 21-17, 17-21, 21-19.

Ketiga, kemenangan Greysia/Apri tak cukup memotivasi Putri Kusuma Wardani untuk mengalahkan Busanan Ongbamrungphan. Busanan yang berperingkat 13 BWF masih terlalu kuat bagi Putri KW yang masih berjuang dari luar 100 besar BWF.

Namun, Putri bisa memberikan perlawanan alot dan hampir membuat pertandingan berlangsung tiga gim. Sayangnya, di poin-poin kritis di gim kedua, Putri sempat kehilangan konsentrasi.

Walau demikian, kekalahan straight set 9-21 dan 21-23 sudah memberikan banyak pelajaran bagi Putri KW. Pemain debutan berusia 19 tahun tetap bisa pulang dengan kepala tegak.

"Di sini saya bisa bertemu dengan pemain-pemain top dunia, meski tidak semua hadir. Saya bisa merasakan dan mendapat pengalaman banyak dari pemain-pemain top dunia. Kalau tidak di sini, entah di mana saya bisa dapat pengalaman berharga," demikian pengakuan pemain yang mengidolai Carolina Marin kepada badmintonindonesia.org.

Keempat, meski Putri KW kalah, Indonesia tetap bisa membuat pertandingan menjadi tidak mudah bagi Thailand. Kemenangan Greys dan Apri adalah pemantik bagi Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto.

Pasangan muda berperingkat 34 BWF tidak hanya merepotkan lawannya yang berperingkat lebih tinggi, tetapi juga memberikan kemenangan bagi Indonesia. Puttita Supajirakul/Sapsiree Taerattanachai menyerah 21-19, 15-21, dan 21-15.

Kelima, Ester Ester Nurumi Tri Wardoyo harus memikul tanggung jawab besar sebagai penentu. Usianya baru 16 tahun. Belum punya pengalaman banyak di pentas bergengsi. Tak punya modal peringkat, Ester harus meladeni Phittayaporn Chaiwan.

Ester yang belum berperingkat hampir memetik kemenangan di gim pertama. Namun, dalam pertandingan penuh tekanan seperti ini, tidak mudah bagi seorang pemain belia.  Ester gagal dalam perang kepercayaan diri di tiga poin terakhir yang menentukan.

Kekalahan di gim pertama cukup memukul Ester. Sementara itu, lawannya semakin percaya diri. Permainan Chaiwan dengan sejumlah variasi pukulan membuat Ester semakin tertekan. Remaja kelahiran Jayapura, Papua pun takluk dua gim 23-25, 9-21.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun