Patut diakui Jojo mengawali pertandingan dengan kurang meyakinkan. Tertinggal 2-4 lalu melebar menjadi 2-7. Jojo belum merasa nyaman dan kerap melakukan kesalahan sendiri. Selisih poin yang cukup jauh membuat pemain kelahiran Jakarta ini kewalahan untuk mengejar. Alhasil gim pertama menjadi milik pemain berusia 21 tahun.
Jojo berhasil bangkit di gim kedua. Smes-smes kerasnya berbuah poin demi poin. Jojo berhasil unggul jauh, 17-12. Namun, beberapa kesalahan sendiri membuat selisih poin sempat menipis, 18-17.
Jojo berhasil merebut gim kedua. Di gim ketiga, performa Jojo kembali menurun. Lawan bisa memanfaatkannya untuk memimpin, 1-4. Jojo kemudian berusaha mengejar dan membalikkan keadaan, 6-5.
Tiga kesalahan beruntun, masing-masing permainan net yang gagal, smes lurus yang tak menyebrang, hingga bola tanggung membuat lawan kembali memimpin 7-9.
Setelah memimpin di interval, 11-10, Jojo terus menjaga keunggulan. Beberapa kesalahan sendiri sempat memberi poin gratis bagi lawan. Skor pun sama kuat, 14-14.
Namun, Jojo masih mampu menunjukkan kualitasnya sebagai pemain papan atas dengan merebut kemenangan rubber game atas anak asuh Hendrawan, 14-21, 21-19, 21-16, sekaligus menentukan langkah Indonesia ke semifinal.
Jumpa tuan rumah
Indonesia akan menghadapi Denmark di tempat yang sama pada Sabtu (16/10/2021) pukul 18.00 WIB. Denmark lolos ke empat besar usai mengalahkan India, 3-1. Pemenang di laga ini akan bersua pemenang antara China kontra Jepang di laga pamungkas sehari berselang.
Pertemuan kontra Denmark tidak akan mudah. Selain faktor tuan rumah, Tim Dinamit memiliki dua tunggal putra dengan ranking dunia lebih baik dari para pemain Indonesia. Salah satunya adalah Viktor Axelsen, ranking 2 dunia BWF sekaligus pemenang Olimpiade Tokyo.
Axelsen, peringkat 2 BWF, akan bertemu Ginting. Sementara itu, Jojo bakal meladeni pemain ranking tiga BWF, Anders Antonsen. Bila sampai ke "match" kelima, maka pertemuan Rasmus Gemke (ranking 12 BWF) versus Vito tak terhindarkan.