Bungkam "kesombongan"
Itulah salah satu motivasi jangka pendek Indonesia. Usai dipermalukan di Vantaa, Finlandia beberapa pekan lalu, saatnya menebusnya demi menggapai tujuan tertinggi yakni menjadi juara.Â
Indonesia sebenarnya memiliki modal yang lebih dari cukup untuk menjalankan misi tersebut.
Dibanding Malaysia, materi pemain Indonesia lebih mumpuni. Kedalaman skuat Indonesia terbukti dari status unggulan pertama yang disandang. Status yang diberikan dengan mengakumulasi peringkat dunia di sektor tunggal dan ganda.
Pertama, Anthony Sinisuka Ginting.Ini menjadi kesempatan revans Ginting atas Lee Zii Jia yang mengalahkannya di Piala Sudirman 2021. Saat itu, Ginting menyerah straight set, 21-11 21-16.
Kekalahan dalam duel berdurasi 40 menit itu menjadi yang pertama bagi Ginting atas pemain berperingkat delapan BWF. Dalam tiga pertemuan sebelumnya, Ginting, peringkat lima BWF, selalu menang.
Bagi Lee, kemenangan tersebut sungguh bermakna. Selain memberi poin bagi Malaysia, ia pun bisa berbangga karena bisa mengalahkan salah satu pemain tunggal putra papan atas.
Juara All England 2021 itu berkata dengan nada "sombong" kepada Badminton Europa, "Saya telah menunjukkan kepada para penggemar sekali lagi bahwa saya adalah salah satu pemain terbaik dan saya bisa mengalahkan siapa pun."
Ya, Lee sebenarnya berbicara tentang kenyataan. Ia sudah mengalahkan para pemain unggulan seperti Viktor Axelsen, Ginting, hingga tunggal nomor satu dunia, Kento Momota. Pemain yang disebutkan terakhir itu dikalahkan secara beruntun di All England dan di Piala Sudirman.
Lee yang mengambil tanggung jawab sebagai penerus Lee Chong Wei pun menilai dirinya sudah lebih matang. Dibanding Piala Thomas pertamanya yang masih berada di bawah bayang-bayang sang legenda, kini pemain berusia 23 tahun bisa mengambil peran serupa sebagai tunggal pertama dan kapten tim.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!