Begitu komentar Lee saat diwawancara BWF usai pertandingan. Apa yang dikatakan Lee sebenarnya menyiratkan besarnya rasa tanggung jawabnya baik sebagai pemain maupun yang dipercaya menyandang ban kapten.
"Saya tidak bisa menggambarkan perasaan saya saat ini. Saya ingin menunjukkan kepada penggemar saya bahwa saya adalah salah satu pemain terbaik dunia dan saya senang dengan penampilan saya hari ini," ungkap Lee dilansir dari Badmintonplanet.
Lee tidak hanya menjaga semangat timnya dengan kemenangan di laga itu. Ia bahkan selalu menjadi penyumbang poin sejak babak penyisihan grup. Hingga mengukir pencapaian fenomenal lainnya di babak perempat final. Untuk kali pertama, Lee berhasil menumbangkan tunggal putra nomor satu Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, 21-11 dan 21-16.
Kemenangan pertama dalam empat pertemuan mereka sekaligus menjadi salah satu poin yang ikut membantu Malaysia membungkam Indonesia.
Malaysia kemudian kalah 1-3 dari Jepang di babak empat besar. Di atas kertas Jepang memang lebih difavoritkan. Namun, Lee dan kawan-kawan sudah bertarung luar biasa. Mereka membuktikan diri sanggung menjawab kepercayaan dengan hasil yang tak mengecewakan.
Tak berselang lama, Hendrawan menulis status di Instagram. Menyertai gambar ruas jalan yang mengular panjang, mantan pemain tunggal putra Indonesia itu menulis begini.
"Jalan masih panjang. Menang tidak perlu dipuji setinggi langit. Kalah tidak perlu diserang/dihantam seperti ditenggelamkan ke dalam air."
"Semua butuh proses, Champion adalah hasil akhir. Mencoba menikmati semua proses untuk mencapai hasil akhir."
Ya, Lee dan Hendrawan sedang berproses. Cepat atau lambat kematangan yang semakin terlihat akan menampakan wujudnya semakin benderang.