Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Kunlavut Vitidsarn, Lee Zii Jia, dan Barisan Muda yang Menyihir Piala Sudirman 2021

1 Oktober 2021   08:09 Diperbarui: 1 Oktober 2021   08:12 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rachel Chan: bwfbadminton.com

Sebenarnya, masih banyak pemain muda yang patut digarisbawahi. Soal kualifikasi muda secara usia juga masih bisa diperdebatkan. Begitu pula urusan pengalaman. Tidak sedikit pemain yang sudah lewat kepala dua, bahkan hampir mendekati kepala tiga, tetapi masih terus memburu prestasi.

Pelajaran

Namun, ada sejumlah hal bisa dirangkum. Pertama, para pemain di atas telah berjuang untuk memikul tanggung jawab besar baik karena keterbatasan sumber daya pemain, maupun karena sudah waktunya mereka harus diterjunkan ke gelanggang utama.

Kedua, bagi negara-negara underdog di sirkuit badminton dunia, mengirim para pemain muda adalah pilihan yang tak bisa dielak. Beruntungnya, ini menjadi kesempatan bagi para pemain tersebut untuk menimba pengalaman sejak dini untuk perjalanan mereka selanjutnya.

Ketiga, pentas Piala Sudirman edisi ini di Finlandia semakin menegaskan bahwa bulutangkis semakin berkembang, baik dari sisi pemain, asal negara, maupun semakin banyak negara-negara yang ingin menjadi tuan rumah.

Tentang para pemain muda Finlandia dan kepercayaan pada Finlandia sebagai tuan rumah Piala Sudirman, kata-kata Joakim Oldorff bisa menjadi konklusi. Pemain masa depan Finlandia itu berkata begini.

"Saya pikir itu luar biasa bahwa turnamen tingkat tinggi seperti itu ada di Finlandia, senang melihat pemain tingkat atas dan menantang mereka. Itu mengagumkan. "

Brian Yang saat memberikan
Brian Yang saat memberikan "pelajaran" kepada Jojo: badminton photo

Keempat, hal ini menunjukkan bahwa popularitas bulutangkis semakin mendunia. Persaingan pun semakin ketat. Negara-negara yang sudah dilabeli raksasa bulutangkis tak bisa berdiam diri melihat negara-negara dari "antah-berantah" sudah mulai masuk arena.

Indonesia pun begitu. Kekalahan Jojo dari pemain yang lebih muda dari negara dengan sejarah bulutangkis yang masih seumur jagung adalah alarm. Hentakan untuk terus berbenah, jangan lengah, apalagi sampai tertidur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun