Ada satu ungkapan biblis bunyinya demikian. "Seorang murid tidak lebih daripada gurunya." Masih dalam satu tarikan nafas, kelanjutan petikan itu adalah "tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya."
Ayat tersebut sama sekali tidak menegasikan kemungkinan perkembangan seorang murid untuk menjadi sama bahkan bisa melampaui gurunya.
Relasi guru dan murid itu sedang terlihat di panggung MotoGP. Sejak menjadi "rookie" MotoGP pada 2019, Francesco Bagnaia menunjukkan bahwa dirinya tidak hanya bisa bersaing tetapi juga mampu mengikuti jejak Valentino Rossi.
Ya, Bagnaia yang tercatat sebagai murid Rossi mulai berkibar dalam dua seri MotoGP terakhir.Â
Rider berusia 24 tahun itu tidak hanya mengasapi sang guru tetapi juga mampu merebut podium utama. "Pole position" beruntun berakhir "brace" juara, mulai dari seri Aragon, hingga Misano pada Minggu (19/9/2021).
Melaju di Misano World Circuit Marco Simoncelli, pembalap yang karib disapa Pecco itu melahap 27 lap dengan catatan waktu tercepat, 41 menit 48,305 detik.
Pecco yang membawa bendera tim satelit Pramac Ducati unggul 0,364 detik dari Fabio Quartararo dari tim Monster Energy Yamaha dan meninggalkan Enea Bastianini dari tim Acintia Ducati dengan keunggulan lebih dari empat detik. Ini menjadi podium pertama bagi Enea, pembalap 23 tahun asal Italia.
Penuh perjuangan
Bagnaia menghadapi seri ke-12 musim ini dengan penuh perjuangan. Sama seperti yang ia tunjukkan pekan sebelumnya. Merebut "pole position" tidak otomatis memberinya banyak privilese.
Ia tetap harus berjuang mengamankan posisi terdepan dari kejaran rekan setim, Jack Miller, Quartararo, hingga Jorge Martin dan Johann Zarco.
Tancap gas sejak awal, Pecco sempat dibayangi Miller yang melesat ke posisi kedua, lalu Quartararo yang terlibat persaingan dengan Marc Marquez.
Lima lap awal menghadirkan drama persaingan, terutama antara Quartararo dan The Baby Alien, julukan Marquez untuk mengamankan tempat ketiga.
Quartarao berhasil memenangi persaingan itu. Momentum baik pembalap asal Prancis itu hendak dimanfaatkan untuk mengejar Pecco. Namun, pendatang baru dari Ducati, Enea Bastianini membuat kejutan dengan menyalip Marquez untuk meramaikan persaingan di lima besar.
Pertarungan apik terlihat di 10 lap terakhir. Quartararo berhasil mendahulu Miller untuk mengambil posisi kedua. Sementara itu Bastianini tak mau kalah. Bastianini menggeser Miller ke posisi keempat.
Persaingan di papan atas tidak banyak berubah menjelang garis finis. Urutan tiga besar tak bergeser. Bagnaia masih sulit dikejar, apalagi disusul baik oleh Quartararo maupun Bastianini. Konfigurasi ini bertahan hingga usai.
Sulit
Bagi Pecco ini adalah podium kedua yang diraih dalam dua pekan berturut-turut setelah menanti lebih dari dua setengah tahun.
Hasil positif beruntun yang memberinya total 186 poin, sekaligus mengejar Quartararo dengan koleksi 234 poin. Memangkas jarak dari 53 menjadi 48 adalah tanda-tanda baik bagi Pecco untuk terlibat dalam perebutan gelar juara dunia.
Setelah merebut kemenangan pertama minggu lalu, Pecco mengaku mempersiapkan diri lebih baik di seri kali ini. Ia seperti sudah menduga apa yang akan terjadi di sirkuit.
"Saya juga tahu bahwa Fabio [Quartararo] di bagian terakhir balapan akan lebih cepat dengan medium. Jadi, saya hanya mencoba untuk menjadi cepat dan konstan sejak awal."
Demikian komentar Pecco seperti dilansir dari Crash.net. Sepanjang balapan ia berusaha menjaga konsentrasi. Ia tahu perjuangannya belum berakhir sampai menginjak garis finis. Quartararo sempat mengejarnya di lap terakhir, namun ia akhirnya bisa menjaga keunggulan walau dalam kondisi ban yang mengkhawatirkan.
Kondisi sirkuit Misano menuntut kondisi fisik lebih prima. "Bagi saya yang ini (lebih sulit) karena ini adalah trek yang lebih pendek dengan lebih banyak lap dan lebih sulit secara fisik."
"Di trek ini Anda tidak punya waktu untuk bersantai. Di Aragon Anda memiliki lebih banyak waktu untuk tetap lurus dan mengambil lebih banyak istirahat. Juga karena saya melihat jarak yang semakin berkurang, jadi sangat sulit untuk tetap berkonsentrasi di trek ini."
Tatap juara dunia
Kemenangan Pecco ini terasa istimewa. Tidak hanya mencatat hasil sempurna dalam dua pekan secara beruntun. Tetapi, kemenangan kali ini terjadi di kandang sendiri. Melewati balapan di sirkuit yang sulit.
Quartararo mengakui Pecco membalap dengan sangat bagus. Walau gagal menggapai garis finis terdepan untuk menambah koleksi lima kemenangan pada 2021, Qartararo tetap menganggap dirinya sudah berjuang maksimal.
"Saya pikir, sejujurnya ini adalah (balapan) terbaik saya. Tentu saja, kemenangan benar-benar berbeda tetapi saya pikir ini pertama kalinya saya senang untuk tempat kedua."
Sementara itu Rossi yang mengakhiri balapan di posisi ke-17 memberikan apresiasi kepada anak muridnya. Ia menilai Pecco sudah menjalankan pekerjaan dengan sangat baik sepanjang tahun ini.
"Cara dia berkendara sangat mengesankan," puji Rossi, yang mendapat sambutan hangat dari pendukungnya pada kesempatan terakhir membalap di Misano sebelum pensiun akhir musim ini, seperti dilansir Speedweek.
Perjuangan Pecco menuju gelar juara dunia di kelas utama masih cukup panjang. Ia hanya perlu konsisten, tidak hanya untuk mengamankan podium, tetapi juga mengganggu dominasi Quartararo.
Pecco sudah 12 kali naik podium, tetapi itu terjadi di kelas Moto2. Juara Moto2 musim 2017-2018 itu terbilang "muka baru" di MotoGP bila dibanding beberapa pembalap muda lainnya. Namun, pengalamannya di kelas Moto2 dan dua kali naik podium di MotoGP sekiranya mempertebal semangat dan kepercayaan dirinya.
Pecco adalah produk akademi VR46. Ia adalah salah satu murid awal The Doctor bersama Franco Morbidelli. Bergabung dengan Sky Racing VR46 di kelas Moto3 dan dengan tim yang sama dipromosikan ke kelas Moto2.
Pasca- juara dunia Moto2 dan kini menatap gelar juara di MotoGP. Ia sedang berada di jalur positif untuk mengikuti jejak sang mentor dan sang guru. Rossi pun menaruh harapan yang sama agar sang murid bisa mengikuti jejaknya menjadi juara dunia.
"Dia sempat memiiki beberapa masalah, terutama dengan ban, namun dia tetap bisa mendapatkan banyak poin untuk membawanya berada di papan atas klasemen. Tapi, saya benar-benar berharap Pecco segera mendapatkan kemenangan pertamanya."
Semoga!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H