Cristiano Ronaldo menjawab kembalinya ke Old Trafford kali ini tidak hanya nostalgia belaka. Pemain berjuluk CR7 itu tidak sedang memenuhi keinginan sempit manajemen United yang tak ingin dirinya berseragam "tetangga berisik."
Sepasang gol ke gawang Newcastle United tak berselang lama setelah kembali berseragam merah menjadi bukti. Debut kedua Ronaldo setelah 12 tahun pada Sabtu, (11/9/2021) tidak hanya menjadi brace ke-200 sepanjang kariernya, baik di level klub maupun tim nasional. Ada banyak pesan terselip di baliknya.
Para penggemar menyambut kembalinya Ronaldo dengan begitu antusias. Kembalinya Ronaldo tak ubahnya kepulangan "si anak hilang" dalam cerita Kitab Suci. Ia dielu-elukan dan disambut dengan penuh rindu.
Ronaldo langsung membuktikan pilihannya pada United ketimbang City bukan sebuah perjudian. Ia langsung memberikan pengaruh baik bagi klub. Tidak hanya melalui penjualan jersey yang laris manis, kabarnya melebihi kontribusi seragam Paris Saint-Germain (PSG) milik Messi, tetapi juga mewujud di lapangan pertandingan.
Ya, debut kedua dengan brace. Dua gol, masing-masing di menit ke-45+1 dan 62, plus gol Bruno Fernandes di menit ke-80, dan Jesse Lingard di penghujung laga, memberi tuan rumah kemenangan telak 4-1. Sebuah penampilan pertama Ronaldo yang sensasional. Kemenangan dari permainan apik yang memuaskan penggemar. Mengantar United ke puncak klasemen sementara.
Pilihan pertama
Pelatih United, Ole Gunnar Solskjaer, sudah memberi tahu publik sejak beberapa waktu lalu, Ronaldo akan dimainkan di laga ini. Segala hal sepertinya sudah dipersiapkan untuk itu. Ronaldo sengaja meninggalkan agenda internasional tim nasional Portugal lebih awal agar bisa segera merasakan kembali atmosfer Aon Training Complex.
Solskjaer sepertinya paham betul bagaimana memanfaatkan Ronaldo. Keduanya pernah bermain bersama. Kini ketika menjadi juru taktik, tak sukar bagi pria Norwegia itu untuk menempatkan Ronaldo sesuai keunggulannya dan kebutuhan tim.
Ronaldo menjadi starter dalam skema 4-2-3-1. Pria 36 tahun yang tanpa kesulitan mendapatkan kembali nomor punggung tujuh menjadi ujung tombak. Ia disokong Mason Greenwood, Bruno Fernandes, dan pemain anyar, Jadon Sancho.
Kecuali Raphael Varane dan Fernandes, para pemain lain belum pernah setim dengan Ronaldo. Varane adalah mantan rekan setim di Real Madrid. Sementara Fernandes, seperti kita tahu, partnernya di timnas Portugal.
Ronaldo sempat kesulitan menciptakan peluang emas di babak pertama. Dari total 15 tembakan United ke gawang Newcastle, Ronaldo memiliki lima kesempatan dan hanya satu yang mengenai sasaran.
Satu "shot on target" itu ternyata sungguh berarti. Pada satu menit tambahan waktu di babak pertama, Ronaldo berada di posisi yang tepat untuk memanfaatkan bola liar hasil tembakan Greenwood yang sempat ditepis Freddy Woodman.
Memang itu sebuah "tap in" yang mudah. Namun, tidak semudah itu kita menilai. Butuh timing yang pas untuk menyambut peluang itu. Tidak semua pemain bisa menempatkan diri pada posisi yang tepat dan di saat yang pas.
Itulah gol pembuka bagi United, sekaligus pertama bagi Ronaldo setelah terakhir kali tercipta saat menghadapi Manchester City pada Mei 2009. Ronaldo yang pernah menjadi bagian dari sejarah United sepanjang musim 2003-2009 kembali membuka keran golnya.
Ronaldo harus menyaksikan gawang David De Gea dibobol Javier Manquillo di menit ke-56. Skema serangan balik cepat tim tamu akhirnya membuat skor sama kuat.
Namun, harapan fan kepadanya ia nyatakan lagi enam menit setelah seisi stadion terdiam. Tepat di menit ke-62, Ronaldo menunjukkan kualitasnya yang belum juga tergerus usia. Kecepatan akselerasi hingga penyelesaian yang sempurna ditunjukkan untuk menuntaskan umpan terobosan Luke Shaw.
Gol ini penting bagi United. Selain kembali memimpin, Setan Merah mendapat suntikan semangat untuk menambah pundi-pundi gol. Dua gol di penghujung laga, keduanya dari kontribusi Paul Pogba, akhirnya mengunci kemenangan tuan rumah.
Komentar Paul Merson
Kembalinya Ronaldo ke Manchester tidak hanya disambut sukacita oleh kalangan penggemar. Tetapi juga dibayangi keraguan dan sinisme. Salah satunya datang dari Paul Merson. Sang pundit merasa keputusan transfer tersebut tak menguntungkan United.
Merson tegas mengkritik The Red Devils. Menurutnya, United lebih berfaedah berjuang mendatangkan Harry Kane dari Tottenham Hotspur, ketimbang memulangkan Ronaldo.
Usia Ronaldo sudah mendekati kepala empat. Kebugaran kian berkurang. Kecepatan dan ketangkasan pun setali tiga uang. Sebuah sinyal menuju senja karier.
Namun, Ronaldo berhasil membungkam Paul Merson secara telak. Sang pundit tidak memiliki dalih apapun untuk membuktikan bahwa ucapannya sebelumnya masih mengandung kebenaran.
Melihat penampilan Ronaldo, Merson seakan menelan kembali ludah sendiri dengan berbagai sanjungan.
"Gol keduanya. Shaw mendapatkan bola, dan dia tahu ada peluang dan dia berlari. Dan dia tidak berlari terlalu sering hari ini, Anda bisa melihatnya, dia tidak melakukannya tetapi dia berlari di waktu yang tepat," aku Merson seperti dilansir dari manchestereveningnews.com.
Merson tak menampik Ronaldo memiliki kualitas yang dibutuhkan di saat-saat penting. Sentuhan demi sentuhan yang bagus sebelum menuntaskannya dengan kaki kiri terarah.
"Gerakannya. Kesadarannya dalam melihatnya. Untuk itulah dia ada di sana."
Merson tentu tidak akan menyerah dengan komentarnya sebelumnya. Ia tentu memiliki senjata untuk menyerang Ronaldo. Misalnya soal intensitas dan frekuensi pergerakan Ronaldo sepanjang pertandingan. Ia sepertinya masih yakin Ronaldo sudah semakin uzur untuk mempertahankan kebugaran seperti saat periode pertama di United atau semasa memperkuat Real Madrid.
Namun, melihat Ronaldo bermain penuh selama 90 menit dan mencetak dua gol, anggapan bahwa usia Ronaldo sudah menurunkan kebugarannya adalah sebuah hipotesis yang masih perlu dibuktikan.
Musim lalu bersama Juventus, Ronaldo nyaris tak tergantikan. Ia bermain sepanjang 90 menit dalam 33 pertandingan.
Tanda tanya
Baiklah kita perlu menyinggung Edinson Cavani. Sebelum Ronaldo datang, ia adalah pemain paling senior sekaligus diandalkan di lini depan. Cavani juga pemilik nomor 7 sebelumnya.
Mengapa Cavani absen di laga ini? Terdepaknya Cavani tidak karena Solskjaer lebih memilih Ronaldo. Tetapi, pemain asal Uruguay itu sedang tidak siap.
Cavani terpaksa dipulangkan lebih awal sebelum jeda internasional berakhir setelah mengalami cedera. Sepanjang dua minggu terakhir ia berjuang untuk pulih. Sayangnya, ia mengalami benturan saat latihan yang membuatnya harus mendapatkan waktu istirahat lebih lama.
"Dia masih belum siap, dia mendapat benturan saat latihan, semoga tidak terlalu lama," demikian komentar Solskjaer terkait Cavani.
Apakah setelah Cavani pulih, ia akan kembali mendapat tempat seperti sebelumnya? Apakah mungkin Cavani dan Ronaldo bermain bersama?
Soal ini akan dijawab di laga selanjutnya. Saat ini kita tak bisa menampik besarnya eskpektasi pada Ronaldo, pengaruh yang ia bawa, dan kini mulai ia tunjukkan.
Pemenang Ballon d'Or lima kali itu diharapkan bisa mengangkat standar tim yang tengah memburu gelar setelah sekian musim menanti.
Ronaldo dengan segala pengalamannya diharapkan bisa menyemangati dan memotivasi mayoritas pemain United yang berusia muda untuk segera naik level dan mendapatkan performa terbaik.
"Dia siap, dia fokus, profesional, teliti dalam segala hal yang dia lakukan, itu sangat berarti bagi orang lain. Anda melihat dia dan apa yang dia lakukan dan semua orang ingin membuktikan kepadanya apa yang bisa mereka lakukan."
Begitulah kerinduan Solskjaer pada Ronaldo. Ia yakin, "Cristiano memiliki karier yang fantastis tetapi dia datang untuk membantu tim, dia tidak datang untuk memamerkan dirinya sendiri, dia akan mencoba memberi kami keunggulan ekstra sehingga kami bisa melangkah lebih jauh."
Apakah dua gol ini sungguh menjadi awal yang baik? Pengalaman Ronaldo musim lalu menunjukkan bahwa ia adalah pemain yang konsisten dalam urusan mencetak gol. Apalagi kini tak ada alasan kuat untuk meragukan kemampuannya.
Besarnya dukungan dan harapan menjadi katalis Ronaldo. Kepulangannya ke Old Trafford tidak untuk menapak tilas dan memberikan tim tersebut keuntungan secara ekonomi semata. Ronaldo siap untuk memberikan pengaruh secara nyata di setiap pertandingan.
Dua gol ini menjadi titik permulaan dari perjuangannya untuk menjadi pencetak gol terbanyak di akhir musim. Ia akan bersaing dengan Romelu Lukaku, Harry Kane, dan berbagai pemain lain yang sedang dalam tren yang bagus.
Bila mendapatkan banyak tantangan dan aroma rivalitas semakin kental, Ronaldo sepertinya semakin tertantang.
Saya sepakat dengan Mason. Debut jilid dua Ronaldo ini bukanlah jawaban dari semua harapan dan pertanyaan. Soal sepatu emas dan gelar juara di akhir musim adalah sederet tanda tanya yang akan dibuktikan oleh sang waktu.
"Ini bukan pertandingan yang akan memenangkan Anda Liga Premier dan itulah yang saya katakan tentang dia ketika dia mencetak lebih banyak gol daripada [Romelu] Lukaku tahun lalu, tetapi Inter Milan memenangkan liga."
Agar menjadi semakin produktif dan produktivitas itu berjalan linear dengan prestasi tim, Ronaldo jelas bukan jawaban tunggal. Mason, sekali lagi, benar. Ronaldo adalah satu bagian kecil dari sebuah tim besar bernama Manchester United. Sementara United hanyalah satu dari 20 tim di kompetisi ketat bernama Liga Primer Inggris.
"Orang-orang mengatakan dia melakukan pekerjaannya, tetapi ini adalah permainan tim. Tidak, tugas Anda adalah mencetak gol di pertandingan besar. Ini tidak akan membuat Anda memenangkan Liga Premier dengan dua gol ini."
Semoga selentingan Mason itu semakin membakar semangat Ronaldo untuk menjawabnya dalam gol demi gol dan berlanjut dengan poin demi poin bagi United.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H