Patut diakui Greys dan Apri banjir hadiah setelah prestasi mereka bisa mengumandangkan Indonesia Raya dan menggerek Sang Saka Merah Putih di Tokyo. Satu-satunya medali emas yang bisa dibawa pulang kontingen Indonesia.
Uang tunai, tabungan, aneka investasi seperti rumah, tanah, apartemen, mobil, hingga gerai makanan mengisi lemari apresiasi mereka. Nominalnya memang fantastis. Untuk sebuah pencapaian besar rasa-rasanya bisa dipahami.
Pada titik ini, keduanya tidak takabur. Mereka tak mau menikmatinya sendiri. Mereka tahu sekeping emas itu adalah kristalisasi kontribusi banyak pihak. Makanya, mereka pun memberikannya kepada para penjasa itu, dalam wujud tertentu sesuai pertimbangan mereka.
Mereka sepertinya ingin mewartakan satu kebajikan. Semakin banyak mereka menerima, semakin banyak pula mereka memberi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H