Kerugian Jepang
Keputusan yang diambil ketiga pemain di atas bisa mendatangkan kerugian bagi Jepang. Setidaknya dalam beberapa hal ini.
Pertama, kehilangan bagi Yuta Watanabe. Seperti sudah disinggung, Endo dan Watanabe adalah pasangan ganda putra terbaik Jepang saat ini. Mundurnya Endo, Watanabe jelas harus berpasangan dengan pemain lainnya. Untuk bisa menyamai pencapaiannya bersama Endo, Watanabe tentu butuh waktu.
Entah berapa lama kita menanti Watanabe dan pasangan barunya kembali ke jajaran elite dunia.
Kedua, kehilangan bagi Jepang. Endo adalah pemain paling senior dan berpengalaman. Ia sudah membuktikan mampu mendongkrak penerusnya. Dalam lima tahun bersama Yuta, mereka sudah mengukir banyak prestasi.
Sementara itu, sebelum Endo/Watanabe melejit, Â Keigo/Sonoda pun sudah mewakili Jepang dalam banyak kejuaraan. Hasilnya pun tak bisa diremehkan. Salah satunya adalah medali perak Kejuaraan Dunia 2018. Keduanya kalah dari Li Junhui/Liu Yuchen, 21-12 dan 21-19. Hasil tersebut memperbaiki catatan dari tahun sebelumnya yang berakhir dengan medali perunggu.
Tanpa Keigo/Sonoda, serta "perceraian" Â Endo dan Watanabe, Jepang harus bekerja keras untuk mencari pengganti. Saat ini pasangan Jepang dengan rangking dunia terbaik setelah kedua pasangan itu adalah Takuro Hoki/Yugo Kobayashi di posisi 16 dunia.
Ketiga, mempengaruhi kekuatan Jepang di Piala Sudirman 2021 dan Piala Thomas dan Piala Uber 2020. Dua turnamen beregu itu akan digelar secara beruntun tak lebih dari satu bulan.
Jepang tergabung di Grup D Piala Sudirman bersama Malaysia, Inggris, dan Mesir. Turnamen beregu campuran ini akan berlangsung di Vantaa, Finlandia, 26 September-3 Oktober 2021.