Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Raih Dua Emas Usai Menanti 41 Tahun, Kontingen Paralimpiade Buat Jokowi dan Indonesia Bangga

5 September 2021   21:58 Diperbarui: 7 September 2021   08:48 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah momen menarik Hary/Leani usai memenangi medali emas ganda campuran para badminton: https://twitter.com/Tokyo2020

"Ini kabar yang sangat menggembirakan, sangat membanggakan kita semuanya. Setelah 41 tahun kita bisa kembali meraih medali emas di paralimpiade dan langsung dua emas."

Demikian respon Presiden Joko Widodo atas pencapaian para atlet Indonesia di Paralimpiade Tokyo 2020. 

Orang nomor satu di negeri ini langsung menghubungi para duta bangsa tak lama setelah Indonesia Raya kembali berkumandang di Yoyogi National Stadium, Minggu (5/9/2021).

Jokowi melalui panggilan video mewakili seluruh rakyat Indonesia menyampaikan isi hatinya. Tak berselang lama usai Sang Saka Merah Putih mengangkasa lagi di arena olahraga rancangan Kenzo Tange dan dibangun pada 1961 silam itu.

"Saya mewakili seluruh masyarakat Indonesia, seluruh rakyat Indonesia mengucapkan selamat untuk medali emas cabang para-bulu tangkis ganda putri dan juga ganda campuran ya baru saja, untuk Ratri dan Hary untuk ganda campuran, ganda putri Ratri dan Alim," sambung Jokowi yang juga disaksikan Ketua  Komite Paralimpiade Nasional (National Paralympic Committee/NPC) Indonesia, Senny Marbun.

Seperti disinggung Jokowi, kado dua keping emas itu diraih jelang penutupan Paralimpiade Tokyo yang telah berlangsung sejak 24 Agustus lalu.

Hary Susanto/Leani Ratri Oktila (tengah), saat upacara penyerahan medali  ganda campuran SL3-SU5 Paralimpiade Tokyo: NPC Indonesia via Bolasport.com
Hary Susanto/Leani Ratri Oktila (tengah), saat upacara penyerahan medali  ganda campuran SL3-SU5 Paralimpiade Tokyo: NPC Indonesia via Bolasport.com


Hary Susanto/Leani Ratri Oktila membuat Indonesia semakin bangga setelah memenangi final para badminton ganda campuran SL3-SU5. Hary/Leani Ratri menang dua gim, 23-21 dan 21-17 dari pasangan Prancis, Lucaz Mazur/Faustine Noel.

Menariknya, ini menjadi emas kedua yang dipersembahkan Leani Ratri. Tak sampai sehari sebelumnya, ia mencapai podium tertinggi di sektor ganda putri. Bertandem dengan Khalimatus Sadiyah di nomor SL3-SU5, keduanya mengandaskan asa emas wakil China, Cheng Hefang/Ma Huihui. Ratri/Khalimatus menang straight set, 21-18, 21-12.

Tidak sampai di situ. Pada hari terakhir ini, Leani Ratri juga menggondol satu medali perak. Ia nyaris meraih perak beberapa jam sebelum pertandingan ganda campuran, bila saja mampu melewati hadangan Cheng Hen Fang asal China.

Di final tunggal putri SL4, Ratri sudah berjuang maksimal. Ia sempat memberikan perlawanan ketat di gim pertama yang berakhir dengan skor tipis, 19-21. Di gim kedua, Ratri yang mulai bangkit mengejar ketertinggalan bisa tampil lebih tenang. Kemenangan 21-17 memaksa pertandingan berlanjut ke set ketiga.

Sayangnya, di gim penentuan, Ratri sempat kedodoran. Peluang emas pun lepas dari tangannya setelah musuh bebuyutannya itu mampu mengunci kemenangan dengan skor 21-16.

Kekalahan di tunggal putri kemudian Ratri tebus bersama Hary Susanto di ganda campuran. Ratri bermain luar biasa sepanjang paralimpiade ini. Ia mampu mengatasi kelelahan fisik dan menjaga konsistensi dalam tiga nomor berbeda. Hasilnya, ia mempersembahkan dua keping emas dan satu keping perak. Luar biasa!

Sengit

Ratri harus memainkan lebih dari dua pertandingan dalam sehari. Situasi ini sempat memunculkan kekhwatiran terkait fokus dan ketahanannya. Apalagi usianya sudah kepala tiga.

Namun, hambatan fisik tersebut bisa ia atasi. Setelah meraih emas bersama Khalimatus, Ratri terbukti bisa bermain sama baiknya saat menghadapi laga pamungkas ganda campuran. Bersama Hary, keduanya bisa meredam agresivitas pasangan Prancis yang terlihat begitu menggebu-gebu sejak awal set pertama.

Skor dia antara kedua pasangan pun ketat, 5-5. Situasi kemudian dikendalikan Mazur/Noel di pertengahan laga. Permainan apik Faustine Noel di depan net kerap berbuah poin. Sementara itu Lucaz memberikan kontribusi penting melalui smes-smes keras, menuntaskan pancingan Faustine.

Hary/Leani sempat tertinggal 11-5 di interval gim pertama. Setelah jeda singkat itu, pasangan Indonesia mengubah strategi. Mereka lebih banyak memancing lawan adu drive.

Sejumlah momen menarik Hary/Leani usai memenangi medali emas ganda campuran para badminton: https://twitter.com/Tokyo2020
Sejumlah momen menarik Hary/Leani usai memenangi medali emas ganda campuran para badminton: https://twitter.com/Tokyo2020

Strategi ini ampuh. Wakil Indonesia itu mampu mengejar ketertinggalan yang cukup jauh dan berbalik unggul, 16-15.

Laga ini sungguh menjadi penutup yang apik di sektor para badminton. Kedua pasangan terlibat kejar mengejar angka. Skor sempat imbang, 20-20 sebelum pasangan Indonesia mengambil dua poin berikutnya untuk menutup set pertama.

Kemenangan tipis di gim pertama mempertebal kepercayaan diri wakil Merah-Putih. Hary/Ratri memimpin 4-2 di awal set kedua, berlanjut hingga interval dengan skor 11-8.

Selisih tiga angka ini mereka jaga sungguh-sungguh. Keduanya rupanya belajar dari gim pertama. Pengalaman pahit pasangan Prancis tak ingin menimpa mereka. Karena itu, keduanya mampu bermain tenang dan taktis sehingga bisa mengendalikan permainan hingga memastikan medali emas menjadi milik mereka setelah memenangi gim kedua dengan skor 21-17.

Lampaui Target

Seperti kita tahu, Indonesia mengirim 23 wakil ke Paralimpiade kali ini. Mereka terlibat di tujuh cabang olahraga (cabor) dari total 18 cabor yang dipertandingkan di pesta olahraga terakbar bagi kaum difabel itu.

Indonesia menempatkan wakil-wakilnya di cabor atletik, badminton, tenis meja, renang, menembak, balap sepeda, dan powerlifting.

Para badminton dan para atletik menjadi andalan Indonesia kali ini. Selain mengirim wakil lebih banyak, di dua sektor itu Indonesia memiliki sejumlah atlet berpengalaman yang sudah meraih prestasi kelas dunia.

Tambahan satu medali emas, satu medali perak, dan satu medali perunggu di hari terakhir melengkapi pundi-pundi medali Indonesia menjadi sembilan. Dengan perincian, dua medali emas, tiga perak, dan empat perunggu.

Perunggu terakhir dipersembahkan oleh Fredy Setiawan di nomor tunggal putra SL4. Usai gagal ke final kemarin, Fredy berhasil menebusnya dengan meraih medali perunggu. Tak tanggung-tanggung, Fredy menumbangkan unggulan pertama dari India, Tarun.

Fredy bermain penuh percaya diri dan terlihat tak menyimpan kekecewaan dari hasil negatif sehari sebelumnya. Fredy bisa mengendalikan pertandingan dan memenanginya dengan skor 21-17 dan 21-11.

Fredy Setiawan (kostum merah) meraih perunggu tunggal putra para badminton: https://twitter.com/
Fredy Setiawan (kostum merah) meraih perunggu tunggal putra para badminton: https://twitter.com/

Apakah pencapaian para atlet paralimpiade kali ini sudah sesuai harapan? Dengan kata lain, bagaimana hasil di arena pertandingan dibandingkan dengan target yang dipatok sebelum terbang ke negara Asia Timur itu? Bagaimana bila dibandingkan dengan edisi sebelumnya, lima tahun silam?

Sebagai informasi, di Paralimpiade Rio de Janeiro, Indonesia hanya mampu membawa pulang satu medali perunggu. Atlet powerlifting Ni Nengah Widiasih menjadi satu-satunya peraih medali bagi tim Indonesia.

Menukil Antara, NPC Indonesia mematok empat target besar di edisi kali ini. Pertama, dari sisi jumlah atlet yang dikirim. NPC berharap bisa mengirim 15 atlet. Realisasinya, 23 atlet.

Kedua, jumlah cabor yang diikuti. NPC mematok target bisa ambil bagian di enam cabor. Ternyata, ada tujuh cabor yang diikuti, mulai dari para-atletik, para-powerlifting, para-menembak, para-renang, para-tenis meja, para-badminton, hingga para-balap sepeda.

Ketiga, target medali. NPC menaruh harapan agar kontingen Indonesia bisa membawa pulang lima medali, masing-masing satu emas, satu perak, dan tiga perunggu.

Leani Ratri meraih dua medali emas dan satu perak di Paralimpiade Tokyo: NPC Indonesia
Leani Ratri meraih dua medali emas dan satu perak di Paralimpiade Tokyo: NPC Indonesia

Ternyata, perjuangan gigih para duta Indonesia berbuah sembilan medali. Dari satu emas yang ditargetkan ternyata bisa dicapai dua emas, target satu perak dibayar dengan dua keping lebih banyak, dan mendapat satu perunggu lebih banyak dari yang ditargetkan.

Keempat, dari target medali sebanyak di atas, Indonesia ditargetkan bisa masuk di posisi 60 besar klasemen akhir. Seperti kita ketahui, menjelang penutupan nama Indonesia mampu bercokol di posisi ke-43.

Dengan demikian, semua target terpenuhi, bahkan bisa dilampaui atas cara yang spektakuler. Tidak ada alasan yang membuat kita tidak merasa bangga.

Terlepas dari itu, bila dibanding dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya, posisi Indonesia berada di belakang Malaysia (3 emas dan 2 perak) dan Thailand (5 emas, 5 perak, dan delapan perunggu). Thailand finis di posisi ke-25, persis di belakang negara Asia lainnya yakni India (5 emas, 8 perak, dan 6 perunggu).

Klasemen akhir medali Paralimpiade Tokyo 2020: NPC Indonesia
Klasemen akhir medali Paralimpiade Tokyo 2020: NPC Indonesia

Menuju Paris 2024

Hasil impresif tim Indonesia di edisi ini menjadi modal penting untuk perhelatan selanjutnya di Paris pada 2024 nanti. Ini menjadi titik bangkit setelah mengakhiri penantian medali emas Paralimpiade selama 41 tahun.

Sebelum Ratri dan Khalimatus memenangi final ganda putri para badminton, Indonesia terakhir kali merasakan manisnya emas Paralimpiade pada 1980 di Arnhem, Belanda. Saat itu, Indonesia meraih dua emas, masing-masing dari Yan Soebiyanto di cabor lawn bowls tunggal putra dan R.S. Arlen di cabor angkat besi 57 kg.

Patut diakui sektor para badminton menjadi lumbung medali Indonesia. Sektor ini menyumbang total enam medali, dengan rincian dua medali emas, dua perak, dan dua perunggu.

Mengapa di edisi sebelumnya di Rio de Janeiro, Indonesia tak bisa menggondol medali sebanyak ini? Salah satu sebab adalah saat itu cabor andalan Indonesia, badminton, tidak dipertandingkan.

Jepang sukses menggelar Olimpiade dan Paralimpiade 2020: https://twitter.com/Paralympics
Jepang sukses menggelar Olimpiade dan Paralimpiade 2020: https://twitter.com/Paralympics

Cabor bulu tangkis baru mulai dipertandingkan di edisi ini. Ini menjadi peluang emas yang akhirnya berhasil dimanfaatkan maksimal oleh tim Indonesia. Debut manis tim para badminton Merah-Putih!

Kita berharap dengan mulai dipertandingkan cabor badminton dan hasil impresif di edisi perdana ini, Indonesia bisa terus melahirkan pemain-pemain top, sama seperti di kategori umum yang selalu menjadi langganan medali Olimpiade.

Sementara itu untuk sektor-sektor lain yang belum meraih hasil maksimal kali ini, pencapaian yang melampaui target menjadi pelecut untuk mempersiapkan diri lebih baik lagi.

Paralimpiade Paris tidak lama lagi. Waktu tiga tahun terasa singkat. Semoga kabar gembira yang diwartakan dari Tokyo menjadi penyemangat untuk meraih hasil gemilang tiga tahun mendatang di kota mode.

Terima kasih tim Paralimpiade Indonesia! Kami bangga!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun