Saptoyogo yang start dari line 6 harus beradu cepat dengan 8 pelari lainnya di partai final. Ia mampu meraih catatan waktu 23.27 detik sebagai catatan terbaiknya musim ini. Sayangnya, ia belum bisa meraih medali, karena harus puas berada di urutan keenam.
Medali emas diraih pelari Amerika Serikat Nick Mayhugh dengan catatan waktu 21.91 detik, medali perak diraih oleh Andrei Vdovin dari Rusia dengan waktu 22.24 detik, sedangkan medali perunggu jatuh kepada Ricardo Gomes de Mendonca asal Brasil dengan waktu 22.62 detik.
Walau gagal meraih medali, Saptoyogo sudah mengantongi satu medali perunggu.
Sementara harapan Indonesia pada sprinter Karisma Evi Tiarani di nomor Women's 100m T63 juga belum berbuah medali. Karisma mampu mencapai finis kedua di Heat 2 pada pagi hari dengan catatan waktu 14.83 detik, di belakang Martina Caironi asal Italia yang tampil tercepat dengan catatan waktu 14.37 detik.
Sayangnya, dalam pertandingan final yang digelar pada pukul 19.26 WIB, pemegang rekor dunia di kelas T42, hanya mampu mengakhiri perlombaan di urutan keempat. Evi yang merupakan pemegang medali emas Kejuaraan Dunia Para Atletik 2019 di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), tertinggal di belakang tiga pelari Italia.
Emas nomor ini menjadi milik Ambra Sabatini yang mencatatkan waktu 14.11 detik, disusul Martina Caironi (14.46 detik), dan M.G Contrafatto (14.73 detik), 10 detik lebih cepat dari Evi.
Kredit tetap kita berikan untuk Evi.
Peluang tambah medali
Selain tambahan satu medali emas, satu perak dan satu perunggu hari ini, Indonesia masih berpeluang menambah medali di hari terakhir Paralimpiade, Minggu (5/9/2021).
Indonesia juga mengirimkan wakil ke partai final di sektor tunggal putri SL4 dan ganda campuran SL3-SU5. Leani Ratri mengukir debut fenomenal di ajang Paralimpiade dengan tampil di final di tiga nomor berbeda.