Sayangnya, tindakan tersebut disambut dengan hujan gelas plastik. Aksi yang jelas tak terpuji. Sarat sentimen.
Sepanjang pertandingan nyanyian rasis terdengar dengan mengarah secara khusus pada Sterling dan pemain pengganti muda, Jude Bellingham. Saat pemain 18 tahun itu melakukan pemanasan di sisi lapangan ia disambut dengan nyanyian rasis. Â
Jalan panjang
Aksi-aksi ini tentu mengundang keprihatinan. Para pemain Inggris tetap memberikan dukungan kepada Sterling untuk tindakan tak mengenakkan yang ia terima.
Declan Rice membalas ejekan itu. Saat berlari memberi selamat kepada Sterling, ia mengambil salah satu cangkir dan berpura-pura meminumnya, lantas melemparkannya kembali ke lapangan.
Ini tentu bentuk perlawanan simbolis. Rice bukan seorang peminum. Ia pernah mengatakan pada Juni lalu bahwa ia belum pernah minum bir sampai Inggris memenangkan Piala Eropa 2022.
"Tahukah Anda, sampai hari ini saya belum pernah minum bir dan saya berusia 22 tahun. Itulah kebenarannya. Tidak pernah minum bir. Jangan meminumnya," begitu komentar pemain West Ham United sebelum ambil bagian di Euro 2022 yang berakhir dengan kekalahan atas Italia di final di Wembley, London.
Memungut dan bertindak seakan menikmati minuman dengan gelas yang dilempar dari tribun adalah ekpresi antitesis. Ia seakan mengatakan bahwa gelas tersebut seharusnya dipakai untuk meminum bukan untuk melempari seseorang.
Di laga itu Rice tampil baik. Ia mencetak gol keempat, sekaligus mengunci kemenangan timnya.
Hanya saja tidak semua pihak sepaham dengan bentuk-bentuk rasisme seperti ini. Perang menghadapi rasisme pun menjadi tidak mudah.
Perdana Menteri Hungaria, Victor Orban, pernah menunjukkan dukungan pada tindakan penggemar Hungaria yang melakukan pelecehan pada pemain Irlandia. Dalam keterangan setelah lag aitu, Orban menanggap wajar para penggemarnya bereaksi seperti itu karena diprovokasi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!