Kedatangan Ronaldo adalah bagian dari upaya meningkatkan kedalaman skuad, menyuntikan semangat  dan memompa moral tim, hingga menularkan pengalaman bagi para pemain muda United.
Ronaldo dianggap sebagai salah satu agen perubahan menuju Manchester United yang lebih kompetitif baik di pentas domestik, maupun Eropa.
Nah, untuk sampai ke tahap itu, masih ada sejumlah fase yang harus dilewati. Ronaldo jelas bukan manusia super yang bisa menyulap kondisi dalam semalam. Ia bukan "sang penyelamat" untuk membereskan segala masalah.
Ronaldo hari ini berbeda dengan Ronaldo masa lalu. Ia kembali lagi saat sudah berusia 36 tahun. Skuad yang ia hadapi saat ini berasal dari berbagai generasi dan mayoritas datang dari generasi yang lebih muda.
Bila dahulu ia ditangani Ferguson, kini mantan rekan setim di periode 2003-2007 yang akan berdiri di pinggir lapangan untuk memberi komando. Bagaimana Ronaldo dan Ole saling membawa diri? Seperti apa jalan cerita Ronaldo dan Setan Merah jilid dua?
Urus cetak gol
Sebelum kedatangan Ronaldo, United sudah memiliki sejumlah talenta di sektor depan. Mulai dari Edinson Cavani yang sudah senior hingga pemain muda seperti Anthony Martial (kalau memang masih pas disebut muda), Jadon Sancho, Marcus Rashford, dan Mason Greenwood.
Ole sepertinya sudah memikirkan dengan cepat bagaimana menempatkan Ronaldo. Sepertinya ia hanya perlu memutar sedikit memori semasa bermain bersama untuk menjatuhkan pilihan posisi kepada bintang asal Portugal itu.
Hanya saja saat itu, Ronaldo bisa bermain lebih fleksibel. Seperti ia katakan kepada Sky Sports belum lama ini, "Dia berkembang sebagai pemain, dia dulu bermain melebar ke kanan, melebar ke kiri, di depan."
Saat ini posisi Ronaldo sudah ada dalam benaknya. "Dia lebih menjadi penyerang tengah bagi saya saat ini, tentu saja."
Namun demikian, Ole tidak menutup kemungkinan memberikan beberapa alternatif di lini depan. Mereka bisa tampil dengan dua ujung tombak, atau lebih.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!