Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

"Cristiano is Back", Ini 4 Kemungkinan Formasi Dahsyat Man United Bersama CR7

30 Agustus 2021   21:02 Diperbarui: 31 Agustus 2021   17:55 1072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah ilustrasi Cristiano Ronaldo saat berseragam Manchester United: Dailymail.co.uk

Cristiano is back. Demikian kicauan Manchester United di akun twitternya, tak berselang lama setelah Cristiano Ronaldo resmi kembali berseragam merah. Momen ini terjadi tepat di hari terakhir sebelum jendela transfer musim panas ditutup.

Babak baru dalam kehidupan Ronaldo pun dimulai. Kembali ke tim yang pernah dibelanya pada 2003-2009 silam.

Ada sejumlah pertanyaan teknis yang membayangi Ronaldo kembali ke Old Trafford. Akan seperti apa perannya dalam tim United nanti?

Bagaimana Ole Gunnar Solskjaer menempatkan eks pemain Juventus itu dalam skuad?  Lantas, bagaimana Ole meramu formasi dengan tambahan satu amunisi baru? Siapa pemain yang akan tergusur demi memberi tempat kepada CR7?

Pertama-tama, patut diakui, Ronaldo memang dengan sengaja dipulangkan untuk sejumlah maksud. Manuver yang terjadi dalam hitungan jam, membelokkan arah pulangnya dari Etihad Stadium ke "Theatre of Dreams" jelas bukan tanpa tujuan.

Tentu, tidak hanya sekadar nostalgia belaka. Tidak ingin melihat mantan bintang itu berseragam biru, misalnya. Membayar mahal sekitar 480 ribu poundsterling (Rp 9,45 miliar) per pekan hanya untuk alasan emosional jelas tak bisa dipahami akal sehat.

Menjadikan Ronaldo pemain bergaji tertinggi di Liga Inggris, berikut mahar sekitar 15 juta euro (Rp 245 miliar) plus bonus sekitar 8 juta euro (Rp 157 miliar) hanya untuk membajak Ronaldo dari sang "tetangga berisik" lantas memarkirnya di Old Trafford adalah sebuah tindakan konyol.

Begitu juga, melibatkan Sir Alex Ferguson, Bruno Fernandes, berikut Rio Ferdinand, hingga Patrice Evra untuk merayu Ronaldo agar tak menerima pinangan The Citizen sehingga bisa menghidupkan kembali kenangan masa lalu, tentu sebuah kerja murahan.

Ronaldo saat berseragam United. Ia memiliki kenangan enam musim yang berkesan di Old Trafford: www.manchestereveningnews.co.uk
Ronaldo saat berseragam United. Ia memiliki kenangan enam musim yang berkesan di Old Trafford: www.manchestereveningnews.co.uk

Sekali lagi, kepulangan Ronaldo jelas lebih dari sekadar upaya memutar waktu masa lalu. Lebih dari membangkitkan memori indah enam musim, 12 tahun silam.

Kedatangan Ronaldo adalah bagian dari upaya meningkatkan kedalaman skuad, menyuntikan semangat  dan memompa moral tim, hingga menularkan pengalaman bagi para pemain muda United.

Ronaldo dianggap sebagai salah satu agen perubahan menuju Manchester United yang lebih kompetitif baik di pentas domestik, maupun Eropa.

Nah, untuk sampai ke tahap itu, masih ada sejumlah fase yang harus dilewati. Ronaldo jelas bukan manusia super yang bisa menyulap kondisi dalam semalam. Ia bukan "sang penyelamat" untuk membereskan segala masalah.

Ronaldo hari ini berbeda dengan Ronaldo masa lalu. Ia kembali lagi saat sudah berusia 36 tahun. Skuad yang ia hadapi saat ini berasal dari berbagai generasi dan mayoritas datang dari generasi yang lebih muda.

Bila dahulu ia ditangani Ferguson, kini mantan rekan setim di periode 2003-2007 yang akan berdiri di pinggir lapangan untuk memberi komando. Bagaimana Ronaldo dan Ole saling membawa diri? Seperti apa jalan cerita Ronaldo dan Setan Merah jilid dua?

Urus cetak gol

Sebelum kedatangan Ronaldo, United sudah memiliki sejumlah talenta di sektor depan. Mulai dari Edinson Cavani yang sudah senior hingga pemain muda seperti Anthony Martial (kalau memang masih pas disebut muda), Jadon Sancho, Marcus Rashford, dan Mason Greenwood.

Ole sepertinya sudah memikirkan dengan cepat bagaimana menempatkan Ronaldo. Sepertinya ia hanya perlu memutar sedikit memori semasa bermain bersama untuk menjatuhkan pilihan posisi kepada bintang asal Portugal itu.

Hanya saja saat itu, Ronaldo bisa bermain lebih fleksibel. Seperti ia katakan kepada Sky Sports belum lama ini, "Dia berkembang sebagai pemain, dia dulu bermain melebar ke kanan, melebar ke kiri, di depan."

Saat ini posisi Ronaldo sudah ada dalam benaknya. "Dia lebih menjadi penyerang tengah bagi saya saat ini, tentu saja."

Namun demikian, Ole tidak menutup kemungkinan memberikan beberapa alternatif di lini depan. Mereka bisa tampil dengan dua ujung tombak, atau lebih.

"Saya ingin dia di dalam kotak, mencetak gol... Semua orang yang peduli dengan Manchester United menginginkan ini terjadi."

Membaca komentar Ole di atas, bisa lahir beberapa alternatif formasi. Ronaldo memang menjadi titik sentral. Hanya saja, kehadiran Ronaldo jelas membuat ada pemain yang harus dikorbankan, untuk mengatakan dibangkucadangkan.

Mari kita meneroka sejumlah formasi "starting XI" yang bisa dipakai Ole.

Pertama, 4-3-3. Menukil Manchestereveningnews.com, formasi seperti ini terlihat agak berat. Namun, bisa bisa dipastikan yang diturunkan adalah 11 pemain terbaik. Ini mengandaikan semua pemain dalam kondisi fit.

Bila itu terjadi, maka United akan menjadi tim yang menakutkan lawan-lawannya. Ronaldo bukan lagi pemain sayap yang mengandalkan kecepatan dan skill olah bola untuk mengecoh lawan seperti sebelumnya. Ia adalah penyerang tengah yang mematikan seperti ditunjukkannya sejak menginjak usia kepala tiga.

Kehadiran Ronaldo akan menjadi inspirator lini serang. Jadon Sancho dan Marcus Rashford ditempatkan di kedua sayap untuk menyokong Ronaldo. Sementara itu, duo Paul Pogba dan Bruno Fernandes akan membuka ruang dan peluang.

Sumber: www.manchestereveningnews.co.uk
Sumber: www.manchestereveningnews.co.uk

Memang Scott McTominay akan menghadapi kerja berat. Namun, kehadiran Raphael Varane bersama Harry Maguire, Aaron Wan-Bissaka, dan Luke Shaw membuat lini pertahanan United akan jauh lebih solid.

Hanya saja, formasi ini bisa berjalan dengan mengandalkan kehadiran McTominay dan Rashford yang saat ini masih berjuang memulihkan cedera. Kita masih harus menunggu beberapa waktu melihat formasi ini menyata di lapangan pertandingan.

Kedua, 4-2-3-1. Formasi ini memperlihatkan karakter kehati-hatian. Tidak terlalu menekan, juga sebaliknya bisa lebih siap menghadapi tekanan.

Ronaldo akan menjadi ujung tombak utama. Pogba akan ditempatkan di sayap kiri, posisi terbaiknya selama setahun terakhir, untuk memberi ruang kepada Fred dan McTominay di lini tengah.

Fernandes akan memiliki ruang gerak lebih leluasa. Posisinya bisa lebih dekat dengan rekan senengaranya di lini serang. Bila ini terjadi, maka kita seperti kembali melihat keduanya seperti saat berseragam tim nasional Portugal.

Sumber: www.manchestereveningnews.co.uk
Sumber: www.manchestereveningnews.co.uk

Ketiga, 3-4-1-2. Saat performa United semakin membaik musim lalu, Ole berhenti menggunakan formasi tiga bek. Ia yakin timnya tampil cukup bagus dengan tanpa harus menempatkan tambahan pemain di lini belakang.

Namun formasi itu terakhir kali dipakai saat menghadapi RB Leipzig pada 8 Desember lalu. Hasil akhir pertandingan itu menempatkan United sebagai pesakitan. Sementara itu formasi itu pernah dipakai saat menggulung Paris Saint-Germain pada bulan Oktober.

Tentu, pilihan formasi yang akan dipakai tergantung pada banyak kondisi. Prinsipnya, semakin banayk pilihan akan lebih baik karena bisa menyesuaikan dengan berbagai kebutuhan.

Dalam skema ini, Ronaldo tidak lagi menjadi pemain striker tunggal. Ia bukan target utama. Ada pemain lain yang menemaninya dengan peran yang tak jauh berbeda.

Lantas, siapa yang cocok ditandemkan dengan Ronaldo dalam formasi seperti ini? United punya sejumah alternatif. Bisa Jadon Sancho, bisa pula Rasfhord. Bisa juga Cavani atau Martial.

Formasi ini seperti reuni Ronaldo dan Fernandes di timnas Portugal: www.manchestereveningnews.co.uk
Formasi ini seperti reuni Ronaldo dan Fernandes di timnas Portugal: www.manchestereveningnews.co.uk

Bagaimana bila pilihan itu jatuh kepada Greenwood? Tentu akan menjadi sebuah pemandangan yang menarik. Melihat kedua pemain berbeda generasi berkolaborasi di lapangan pertandingan.

Greenwood mengawali musim ini dengan penampilan yang bagus. Ia perlahan tetapi pasti berkembang menjadi seorang "finisher" yang brilian. Posisi dan peran Greenwood ini mengingatkan kita pada Ronaldo.

Formasi 4-4-2 ini tidak asing bagi Ole. Bila ia memakainnya lagi maka kita akan melihat Ronaldo tak sendiri di lini serang. Akan ada pasangannya yang menemani. Bisa jadi para pemain muda yang sudah sempat diulas, bisa juga melihat Cavani di sana.

Keempat, 4-3-3. Sejumlah formasi di atas hanyalah prediksi. Kita bisa mengajukan keberatan untuk pemilihan nama di setiap posisi.

Misalnya, pada formasi pertama, ada yang tak sependapat bila Rashford ditempatkan di sisi kiri, posisi yang seharusnya diisi oleh Greenwood. Masih terkait formasi pertama. Bisa juga menempatkan Lindelof sebagai gelandang bertahan, alih-alih Fred, karena dianggap memiliki visi yang lebih baik.

Kebenarannya akan dibuktikan oleh sang waktu. Begitu juga seandainya Ronaldo berada dalam satu dari sejumlah formasi di atas, tak bisa dipastikan pula perannya akan terdikte oleh formasi.

Ronaldo memang diharapkan akan memainkan peran sebagai ujung tombak. Seperti Ole katakan di awal, Ronaldo memang secara sengaja didatangkan ke Old Trafford untuk memainkan peran tersebut.

Ada tiga pemain yang menjadi tumpuan di lini depan. Tanggung jawab mencetak gol tak sepenuhnya di pundak Ronaldo: www.manchestereveningnews.co.uk
Ada tiga pemain yang menjadi tumpuan di lini depan. Tanggung jawab mencetak gol tak sepenuhnya di pundak Ronaldo: www.manchestereveningnews.co.uk

Hanya saja dalam pertandingan selalu terbuka kemungkinan seorang pemain untuk berkreasi, termasuk juga lepas dari formasi yang digariskan. Ronaldo misalnya, tak tertutup kemungkinan baginya kembali ke sayap kiri.

Kita bisa melihat bagaimana para pemain depan saling bertukar posisi dalam formasi 4-3-3. Dalam hal ini pergerakan Ronaldo tidak semata-mata selalu dilihat dalam arah linear menuju gawang lawan, tetapi bisa berakselerasi dan bermanuver dari sisi pertahanan lawan.

Kita bisa melihat bagaimana Ronaldo dan Luke Shaw misalnya, beraksi. Shaw yang bisa menekan dari belakang membuka ruang bagi Ronaldo untuk memotong ke dalam gawang. Begitu juga melihat Ronaldo atau Shaw memberikan umpan silang kepada Cavani atau Sancho.

Sekali lagi, ini hanya otak-atik amatiran. Kita masih harus menunggu hingga laga debut Ronaldo untuk membuktikan apakah ada prediksi di atas yang mendekati kebenaran atau sebaliknya.

Begitu juga, pada waktunya nanti, kita akan menilai urgensi kehadiran Ronaldo kali ini. Apakah ia datang membawa berkah seperti yang diharapkan banyak orang, atau sebaliknya? Time will tell....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun