Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Drama Ni Nengah Widiasih dan Kejutan Saptoyogo, Merah-Putih Berkibar di Paralimpiade Tokyo

27 Agustus 2021   21:59 Diperbarui: 28 Agustus 2021   19:59 1199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Atlet parapowerlifting Indonesia, Ni Nengah Widiasih, sukses mempersembahkan medali perak untuk Indonesia pada Paralimpiade Tokyo 2020.(DOK. NPC Indonesia ) 

Begitu pula yang ditunjukkan Widi. Selain harus mengangkat barbel dalam beberapa percobaan, berharap para rival tak sampai melampaui jumlah angkatannya, ia pun harus meyakinkan juri agar setiap angkatan dianggap mulus.

Sebagaimana dilansir Kompas.com dari rilis NPC Indonesia, Widi sempat mengalami sedikit drama yang membuatnya nyaris kebagian medali perunggu. Bermula saat atlet 28 tahun itu berhasil menaklukkan beban 96 kg di angkatan pertama.

Di angkatan kedua, ia berusaha mengangkat beban seberat 98 kg. Namun wasit memberinya bendera merah. Artinya, angkatan tersebut didiskualifikasi. Tidak sah. Gagal.

Situasi ini tentu membuat Widi dan pelatihnya, Yanti, tak puas. Yanti yakin Widi berhasil mengangkat beban itu dengan benar. Tanpa adanya kesalahan. Namun, niat hati mengajukan protes akhirnya bisa diredam.

"Setelah angkatan kedua saya didiskualifikasi, saya dan pelatih sempat ingin mempertanyakan keputusan itu. Namun, kami mengurungkan niat itu," tandas Widi.

Kubu Widi menanti sampai angkatan ketiga. Bila sampai kembali mendapat bendera merah maka langkah protes perlu diambil. Ternyata antisipasi tersebut terbukti.

Kegagalan di angkatan kedua karena dianggap menyalahi aturan tidak membuat Widi berkecil hati. Semangatnya tetap terjaga. Tenaga dan tekadnya pun tetap kukuh. Hal ini ditunjukkan dengan kesuksesannya mengangkat beban 98 kg di angkatan ketiga, sekaligus kesempatan terakhir.

Tak berselang lama, wasit kembali menyatakan angkatan tersebut tak sah. Bila demikian, maka Widi berada di posisi ketiga, di belakang Clara Sarahy Fuentes Monasterio.

Merasa tak ada kesalahan, pelatih langsung mendekati meja wasit. Protes dilancarkan.

"Setelah angkatan ketiga itu, wasit mengangkat bendera merah yang menandakan angkatan saya tidak mulus. Dengan cepat pelatih langsung menghampiri dewan wasit untuk mempertanyakan keputusan wasit itu dan meminta untuk direview atau diputar ulang tayangan angkatan saya untuk melihat apa kesalahan saya,” sambung Widi.

Wasit juga manusia. Terbukti dari tayangan ulang, Widi sukses mengangkat beban tanpa menyalahi aturan. Tangannya tidak miring sebagaimana penilaian dewan wasit sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun