Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

MotoGP Austria 2021 Penuh Drama: Binder Juara, Rossi Nyaris Podium, dan Marquez Apes

16 Agustus 2021   04:14 Diperbarui: 16 Agustus 2021   09:28 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Brad Binder: crash.net

Sambutan hangat dan ucapan selamat datang dari beberapa pebalap. Bendera dengan wajah yang khas dan nomor 46 yang ikonik mengangkasa, diterbangkan oleh helikopter. Disambut riuh ribuan penggemar yang kompak mengenakan seragam dengan warna senada.

Grazie Vale. Ya, itu terjadi setelah Valentino Rossi menginjak garis finis di Sirkuit Red Bull Ring, Minggu (15/8/2021) malam WIB.

Apresiasi itu diberikan kepada The Doctor untuk perjuangan kerasnya di seri MotoGP Austria 2021. Kesempatan terakhir baginya melaju di lintasan itu. Sesi yang sarat drama nyaris membawanya ke podium.

Rossi pun finis di posisi delapan. Sebuah pencapaian yang tak buruk bagi seorang pebalap yang harus start dari baris keenam, tepatnya di urutan ke-18. 

Rossi akan pensiun akhir musim ini setelah sekian dekade bertarung dengan kecepatan dan ketatnya persaingan. Tak heran ia mendapat sambutan hangat seusai balapan. Sebuah apresiasi serentak sayonara yang berkesan. Sekali lagi, Grazie Vale.

Rossi yang membawa bendera tim satelit Petronas Yamaha SRT menunjukkan kegigihannya untuk tidak mudah menyerah. Empat lap sebelum berakhir, Rossi merangsek ke posisi 10 besar.

Memang situasi saat itu kurang ideal bagi Rossi untuk mengejar Marc Marquez di urutan terdepan, disusul Francesco Bagnaia dari tim Ducati dan Jorge Martin yang membela Pramac Racing. Selisih waktu cukup signifikan.

Berada di posisi 10 besar saat itu sebenarnya menempatkan Rossi dalam momentum yang bagus. Mengapa? Setelah itu drama demi drama terjadi di sirkuit yang berlokasi di Spielberg, Steiermark itu. Para pebalap di barisan terdepan harus masuk ke pit untuk mengganti motor. Lintasan berubah basah, mau tidak mau kendaraan pun menyesuaikan.

Bendera putih sempat berkibar. Pertanda para pebalap diperkenankan masuk ke pit. Guyuran hujan tak terhindarkan. Lintasan menjadi basah jelas dengan sendirinya.

“White flag” yang berkibar adalah isyarat. Sekaligus kesempatan untuk mengatur siasat. Kesempatan penting yang menuntut kecermatan. Tetapi juga untung-untungan. 

Bendera dengan gambar wajah dan nomor Rossi mengangkasa di Sirkuit Red Bull Ring. Grazie Vale: https://twitter.com/MotoGP
Bendera dengan gambar wajah dan nomor Rossi mengangkasa di Sirkuit Red Bull Ring. Grazie Vale: https://twitter.com/MotoGP

Rossi tidak mengambil keputusan seperti para pebalap di barisan depan. Rossi terbilang dalam lima pebalap yang tak memilih keputusan masuk pit.

Ia justru memanfaatkan kesempatan itu untuk memperbaiki posisi. Posisinya pun merangsek naik ke lingkaran tiga besar. Ia tepat berada di belakang wakil Red Bull KTM, Brad Binder dan pebalap Aprilia Racing, Aleix Espargaro.

Dalam bayangan saat itu, bila konstelasi ini tak berubah maka Rossi akan mendapat satu tempat di podium. Sebuah pencapaian, tentu saja. Itu akan menjadi podium ke-200 baginya di kelas utama alias MotoGP.

Sayangnya kesempatan emas di depan mata itu mulai sirna secara dramatis di lap terakhir. Satu per satu pebalap mulai mendahuluinya. Saat menginjak garis akhir, Rossi tercatat di posisi kedelapan. Posisinya lebih baik dari Espargaro di tempat ke-10.

Nasib Rossi dan Espargaro tak sebaik Binder. Bila keduanya harus terdepak dari podium, tidak demikian Binder. Binder tetap menjaga momentum itu hingga akhir. Podium tertinggi pun menjadi miliknya.

Brad Binder: crash.net
Brad Binder: crash.net

Binder finis lebih cepat dari Francesco Bagnaia dan Jorge Martin, dua pebalap yang sempat memimpin di tiga besar sebelum masuk ke pit dan membuat Rossi sempat menjaga asa kembali naik podium yang sudah dinanti sejak musim lalu.

Bagaimana Marquez? Seperti kita saksikan di layar kaca, nasibnya jauh lebih malang dari Rossi. Perlombaan tersisa dua lap, ia harus mencium aspal. Kejadian itu tak lama setelah mengganti motor. Apes.

Marquez memang masih bisa melanjutkan balapan. Tetapi ia hanya bisa meraih satu poin dari posisi ke-15 yang didapat. Apakah bila Marquez tak ganti motor maka kesialan tak menghampirinya? Entahlah.

Usai merengkuh podium tertinggi, Binder, asal Afrika Selatan, 26 tahun,  mengatakan demikian. "Lap terakhir remnya benar-benar dingin dan begitu juga dengan ban. Saya benar-benar berjuang untuk tetap di jalur. Tapi bagaimanapun, terkadang Anda harus bertaruh dan hari ini berhasil. Saya sangat senang tentang itu." 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun