Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Rangkap Tugas Greysia Polii, Siasat Jitu Menjemput Pensiun

14 Agustus 2021   10:38 Diperbarui: 14 Agustus 2021   10:50 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo mencoba sneakers yang ditawarkan Greysia Polii: Instagram/jokowi 

Menjadi atlet yang berbisnis atau pebisnis sekaligus atlet. Rangkap tugas, mengapa tidak? Greysia Polii adalah contoh terkini.

Greys memang masih tercatat sebagai pemain bulutangkis nasional. Usianya 34 tahun. Baru saja ia membuat bangga Indonesia. Bersama Apriyani Rahayu yang 10 tahun lebih muda, mereka meraih emas ganda putri Olimpiade Tokyo.

Kemenangan Greys dan Apri tentu disambut euforia di dalam negeri. Mereka banjir apresiasi dari mana-mana. Tidak hanya berupa kata-kata pujian. Tetapi juga mewujud rupiah, properti, gerai usaha, dan masih banyak lagi.

Pemerintah Indonesia menghadiahi keduanya Rp 5,5 miliar. Angka ini lebih besar dari yang dijanjikan sebelumnya. Lebih besar pula dari yang diterima olimpian Indonesia sepulang darii Rio de Janeiro, Brasil, lima tahun silam.

Itu baru dari pemerintah. Itu baru berupa uang.

Terlepas dari seberapa banyak dan seberapa besar yang mereka peroleh, Greys dan Apri tentu menyambutnya dengan rasa syukur. Prestasi mereka dihargai. Perjuangan keras mereka bertahun-tahun diapresiasi. Jatuh dan bangun berkali-kali akhirnya terbayar tuntas.

Greysia Polii mendapat plakat hadiah atas emas Olimpiade Tokyo 2020 yang diraih bersama Apriyani Rahayu: Instagram/jokowi
Greysia Polii mendapat plakat hadiah atas emas Olimpiade Tokyo 2020 yang diraih bersama Apriyani Rahayu: Instagram/jokowi

Greys dan Apri membuat atlet-atlet lain termotivasi. Mereka ingin merasakan manisnya medali emas Olimpiade. Mereka ingin merasakan menjadi buah bibir. Mereka ingin mencecap kenikmatan uang miliaran dan banjir hadiah.

Greys dan Apri sesungguhnya memberi tahu di balik senyum semringah dan tangis haru ada jalan panjang yang harus ditempuh. Yang terjadi belakangan ini adalah puncak dari gunung es perjuangan keras dan penuh pengorbanan.

Greys dan Apri seakan ingin mengatakan. Bila ingin dapat banyak hadiah, berprestasilah. Berjuanglah. Bertarunglah. Sekuat-kuatnya, sehormat-hormatnya seperti petuah Pramoedia Ananta Toer.

Bedanya, Pram menyerukannya dalam suasana getir dan penuh keputusasaan. Setelah lelah berjuang mereka akhirnya menyerah. Sementara Greys dan Apri tidak. Mereka berjuang dan bertarung lantas menang.  Pahitnya perjuangan yang berakhir manis.

Rangkap Tugas

Ada momen kecil di balik sorotan pemberitaan luas pada momen apresiasi Presiden Joko Widodo kepada para olimpian di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/8/2021).

Di tengah hiruk-pikuk pemberitaan terkait besarnya bonus yang diberikan pemerintah, muncul Greysia Polii. Bukan terutama karena ia menjadi pusat perhatian dengan bonus tertinggi yang didapat. Tetapi kreativitas dan kecermatannya membaca peluang bisnis.

Greys yang berkostum sama seperti peserta lainnya dengan medali emas yang tergantung di leher masih sempat menawari Jokowi sepasang sepatu.

"Saya baru saja membeli sepatu baru. Jenisnya sneaker kesukaan saya, mereknya FINE COUNSEL," demikian promosi Jokowi di instagramnya beberapa saat kemudian.

Menariknya, sepatu itu buatan dalam negeri. Pemilik usahanya, mengutip Jokowi lagi, "Anda kenal semua: Greysia Polii."

Ya, Greys tampil sebagai atlet peraih medali serentak sales untuk usahanya sendiri. Rangkap tugas yang bernilai tambah.


Siasat pensiun

Jokowi yang berlatarbelakang pengusaha tentu tak segan mengapresiasi yang jenis begitu. Ia adalah sosok yang sangat mendukung setiap ide dan kerja kreatif. Mampu meraih emas Olimpiade, serentak punya usaha sendiri. Siapa yang bisa menolak memuji?

Jokowi menyanjung lagi. Kualitas produksinya bagus. Kulit domba asli berkualitas ekspor. Sekali lagi, bukan karena ini buatan dalam negeri dan produknya adalah jenis sneakers yang sangat ia gemari.

"Peraih medali emas di Olimpiade Tokyo ini diam-diam rupanya telah menyiapkan rencana masa depannya setelah nanti tak lagi mengayun raket."

Itu poin penting lainnya. Memiliki usaha sepatu dan baju untuk menjamin hidupnya setelah pensiun. Itulah Greysia Polii saat ini.

Tentu ini langkah kreatif yang patut ditiru. Sebentuk siasat untuk memastikan hidup terus berlanjut selepas gantung raket. Siasat itu sudah ia mainkan sejak masih menjadi atlet. Uang yang didapat dari hadiah berbagai kejuaraan diinvestasikan.

Usia sebagai atlet tidak panjang. Apalagi atlet berprestasi jauh lebih singkat. Persaingan di dunia olahraga yang begitu tinggi tidak menjamin seorang atlet bisa angkat trofi dan medali berkali-kali.

Tak heran para juara datang dan pergi. Dari satu podium turnamen ke podium turnamen lainnya muncul muka-muka berbeda. Bersyukur bisa sempat merasakan manisnya juara.

Ada atlet yang telah bertarung bertahun-tahun tak juga mencapai klimaks. Malang benar nasib mereka. Tetapi itulah kehidupan atlet dan salah satu seluk-beluk kerasnya perjuangan, kadang kejam.

Greys tentu beruntung. Bisa meraih medali serentak mempunyai unit usaha sendiri. Sebagai pemain merangkap pebisnis. Yang terjadi hari ini, sekali lagi, tidak datang begitu saja dari langit. Bukan hadiah pro deo.

Tidak banyak memang seperti Greys. Walau begitu belum terlambat untuk menjadi seperti Greys. Setidaknya mulai memainkan strategi pengelolaan keuangan yang sama untuk kelangsungan hidup setelah pensiun nanti.

Umur sebagai atlet jelas singkat. Bahkan ada yang sangat singkat. Cepat atau lambat, Greys akan mengakhiri perjuangannya di arena bulutangkis. Namun begitu tidak pernah ada kata pensiun paripurna baginya. 

Berhenti sebagai atlet ia akan menjadi pengusaha seutuhnya.  Sebuah siasat jitu agar menyesal tak lagi jadi atlet tak sampai terjadi. Begitu juga, jangan sampai jatuh miskin tak lama setelah pensiun. Sejatinya hidup masih harus berlanjut, maka perlu pandai-pandai bersiasat sedari dini. Bukankah begitu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun