Ada yang mengganjari rumah, apartemen, dan tanah. Belum lagi investasi lain seperti gerai makanan, dan sebagainya. Berapa jumlahnya bila ditotal?
Belum cukup
Berapa total anggaran yang dikeluarkan pemerintah untuk hadiah tim Olimpiade Indonesia? Tentu lebih besar dari perhitungan sebelumnya Rp 15 miliar.
Dari Tokyo, Indonesia membawa pulang lima medali: satu emas, satu perak, dan tiga perunggu. Emas dipersembahkan ganda putri bulutangkis Greysia Polii/Apriyani Rahayu, sekeping perak dari lifter senior putra kelas 61 kg Eko Yuli Irawan, dan tiga perunggu dari sepasang lifter debutan Windy Cantika AIsah (kelas 49 kg) dan Rahmat Erwin Abdullah (kelas 73 kg), serta tunggal putra bulutangkis Anthony Sinisuka Ginting.
Hemat saya tak elok mempertanyakan wajar atau tidak dan kecil atau besar hadiah yang diterima para olimpian. Yang mereka dapat adalah hasil dari kerja keras selama bertahun-tahun.
Banyak hal yang sudah mereka korbankan hingga bisa tampil dan membanggakan Indonesia di pentas Olimpiade. Tak elok pula kembali membanding-bandingkan investasi yang sudah dikeluarkan dan uang yang kini mereka dapatkan.
Yang terpenting adalah menangkap udang-udang di balik setiap batu apresiasi. Tidak hanya untuk kepentingan para atlet tersebut, tetapi lebih jauh dari itu, untuk masa depan olahraga di tanah air.
Jokowi sebenarnya sudah merangkum maksudnya. "Kita semuanya agar terus bekerja keras, terus berprestasi, dan memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara."
Ada sejumlah kata kunci dari Jokowi yang bisa kita elaborasi. Pertama, terus bekerja keras. Harapanya, bisa terus berprestasi.
Ya, persaingan di dunia olahraga saat ini semakin ketat. Tidak hanya di cabang-cabang lain, tetapi juga di cabang olahraga yang selama ini cukup identik dengan Indonesia. Bulutangkis.
Indonesia belum mampu mengulangi apalagi melebihi raihan prestasi di Olimpiade Barcelona 1992. Nyaris tiga dekade berlalu, pencapaian Indonesia tak juga membaik.