Prestasi bulutangkis Tiongkok yang seakan tak pernah putus, merata di semua sektor, hingga besarnya perhatian pemerintah kepada sektor ini, seharusnya menjadi contoh bagi kita.
Taufik, juara dunia 2005, bersaksi perkembangan bulutangkis Tiongkok sudah jauh meninggalkan Indonesia. Hampir dalam segala hal kita tertinggal.
"Coba kalau ke China beda-beda (fasilitasnya) tiap daerah, dan dia standar Olympics. Karena targetnya China itu sekarang mengalahkan Amerika Serikat di olahraga Olympics, makanya pemerintahnya support habis," ungkap Taufik.
Majunya industri bulutangkis mereka serta kemajuan olahraga dan hampir semua sektor membuat Tiongkok kini menjadi salah satu raksasa. Tidak hanya di dunia bulutangkis khususnya, olahraga umumnya, tetapi juga ekonomi dan hampir semua aspek.
Tentu ada hal-hal yang membuat kita tak bisa serta merta membandingkan Tiongkok dan Indonesia. Begitu juga tidak semua hal bisa dengan mudah ditiru. Namun beberapa hal baik yang memungkinkan diterapkan di dalam negeri bisa kita ambil.
Soal fasilitas dan dukungan pemerintah adalah beberapa dari antaranya. Walau tidak mudah, karena terkait aspek politik anggaran dan sebagainya, bila semua pihak ikut terlibat maka prestasi olahraga dalam negeri bisa semakin membaik.
Membesarkan bulutangkis dengan mengandalkan kekuatan segelintir pihak seperti PBSI jelas tak cukup. Dukungan pemerintah dan sektor swasta sangat dibutuhkan.
Bila urusan bulutangkis dan olahraga masih bersifat parsial maka bukan tidak mungkin kerja mengejar prestasi Tiongkok akan semakin berat. Tiongkok sudah puluhan langkah di depan, sementara kita masih terengah-engah jauh di belakang.
Terima kasih  dan selamat ulang tahun ke-40 Taufik Hidayat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H