Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Bulutangkis Indonesia Kian Tertinggal dari Tiongkok, Taufik Hidayat: Sebenarnya Bukan Nggak Bisa, Mau Apa Nggak?

13 Agustus 2021   07:11 Diperbarui: 13 Agustus 2021   07:22 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Raihan medali Indonesia di Olimpiade 1988-2016: arsip Kompas via Kompas.com

"Iya, mau di mana lagi?" jawab Taufik.

Tidak heran setiap ada turnamen internasional pilihan kita hanya satu: Istora.

Istora sebagai telah menjadi andalan Indonesia menggelar berbagai event bulutangkis: http://www.fiba.basketball/
Istora sebagai telah menjadi andalan Indonesia menggelar berbagai event bulutangkis: http://www.fiba.basketball/

Kedua, minim dukungan dan kemauan. Terutama dari pemerintah. Ia memiliki pengalaman tersendiri. Pengalaman itu memberinya kesimpulan, betapa susahnya meminta dukungan pemerintah (daerah) untuk membangun fasilitas badminton.

"Dari zaman gubernurnya Pak Dani, Aher, saya bilang 'Pak minta lapangan, bangun satu di Jawa Barat ini yang bagus," beber Taufik yang ternyata tak disambut pemerintah Jawa Barat.

Menurutnya permintaan itu seharusnya tidak susah dikabulkan. Bila kendalanya adalah dana, pemerintah daerah semestinya bisa berkomunikasi dengan pemerintah pusat.

"Sebenarnya bukan nggak bisa, mau apa nggak? Once (sekali) pemimpinnya bilang mau, bisa, bikin (jadi). Daerah gak ada anggaran? Carilah ke (pemerintah) pusat, kalau memang digunakannya benar."

Ketiga, skala prioritas. Dengan tanpa mengecilkan kontribusi sektor lain, menurut Taufik pemerintah seharusnya bisa memberikan perhatian sesuai dengan skala prioritas prestasi dari setiap cabang olahraga.

Ia mengandaikan sektor-sektor yang mampu memberikan prestasi mendapat perhatian sebanding dengan kontribusinya. Perhatian itu memang harus diberikan kepada semua sektor. Hanya saja perlu ada skala prioritas.

"Seperti di sekolah, ketika ada anak yang berprestasi, ia mendapat prioritas tersendiri," Taufik memberi contoh sederhana.

Prioritas itu mewujud dalam banyak hal. Dukungan fasilitas, hingga jaminan kesejahteraan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun