Berada di antara para pemain yang jauh lebih mudah, Alves tetap menunjukkan diri sebagai pemain yang pantas dituakan. Bukan semata-mata karena usia, tetapi lebih dari itu. Sepak terjangnya di klub-klub top Eropa masih membekas.Â
Masa lalunya yang gemilang belum juga pudar. Alves membuktikan itu secara jelas, dan sangat jelas, dalam proses terjadinya gol pertama Brasil. Kecakapannya memanfaatkan kesempatan dan akurasi tendangannya mengingatkan kita saat ia melakukan hal serupa untuk melayani Messi di Barcelona.
Rekor
Setelah Olimpiade Tokyo orang-orang mungkin akan perlahan-lahan melupakan Alves. Namanya mulai bergeser sedikit demi sedikit ke halaman dalam buku sejarah.
Sebelum itu benar-benar terjadi, saat ini, kita perlu mengingatnya. Gelar yang diraih di Tokyo ini adalah yang ke-43 sepanjang kariernya.
Mengacu catatan statistik Opta, angkat tersebut menempatkannya di urutan teratas. Sebagian besar gelar tersebut diraih Alves bersama Barcelona. Alves menjadi bagian dari kedigdayaan Barcelona sejak 2008 hingga 2016.
Koleksi gelarnya semakin menjauh dari nama-nama seperti Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Messi yang baru saja mengantar Argentina menjuarai Copa America baru meraih 38 gelar. Seperti Alves, jumlah gelar itu adalah gabungan dari pencapaian di level klub, tentu terbanyak, dan tim nasional.
Sementara itu Cristiano Ronaldo baru meraih 34 trofi baik di tingkat klub maupun saat berseragam timnas Portugal.
Meksiko perunggu
Bagi Spanyol kekalahan ini tentu mengecewakan. Harapan meraih emas kedua gagal. Spanyol pernah merasakan manisnya medali emas saat menjadi tuan rumah Olimpiade Barcelona 1992. Saat itu Spanyol mengalahkan Polandia, 3-2.