Brasil membuktikan diri sebagai yang terbaik di sepak bola putra Olimpiade Tokyo 2020. Tidak hanya itu. Kemenangan atas Spanyol di partai final, Sabtu (7/8/2021) malam WIB sekaligus memastikan medali emas dalam dua edisi terakhir tidak berpindah dari kubu Selecao.
Brasil meraih medali emas di Stadion Internasional Yokohama usai melewati pertandingan melelahkan menghadapi Spanyol. Kedua tim bermain imbang 1-1 di waktu normal. Kemenangan Brasil baru ditentukan di menit ke-109.
Matheus Cunha lebih dulu membawa Brasil memimpin di menit ke-45+2. Â Berawal dari serangan dari sisi kiri, Dani Alves, sang kapten, mengirimkan umpan lambung ke kotak penalti. Cunha menyambutnya dengan tendangan keras tanpa bisa digagalkan Unai Simon.
Tim Samba seharusnya bisa lebih awal mencetak gol andaisaja kesempatan emas itu tak disia-siakan Richarlison. Wasit menunjukan titik putih setelah Matheus Cunha dilanggar Unai Somon di kotak penalti. Sayangnya, eksekusi Richarlison melambung dari sasaran.
Spanyol mampu menyamakan kedudukan di menit ke-61. Mikel Oyarzabal mencetak gol cantik. Umpan Carlos Soler dari sisi kanan pertahanan Brasil disambutnya dengan tendangan voli. Ini gol ketiga Oyarzabal di Olimpiade Tokyo.
Spanyol memiliki kesempatan mencetak gol tambahan sebelum waktu normal berakhir. Sayangnya, sepakan jarak jauh Bryan Gil masih membentur mistar gawang. Santos sudah menyerah tak bisa menjangkau bola itu. Keberuntungan bagi Brasil.
Pertandingan pun dilanjutkan ke babak extra time. Malcom memiliki kesempatan untuk mencetak gol di babak pertama. Namun sepakan kaki kiri pemain pengganti yang kini bermain untuk Zenit St. Petersburg masih menyamping dari gawang Tim Matador.
Malcom akhirnya tampil sebagai pahlawan. Tak berselang lama setelah babak kedua tambahan waktu mantan pemain Barcelona itu sukses menuntaskan umpan lambung yang dikirim dari tengah lapangan. Sebelum mencetak gol, Malcom memenangi duel dengan Jesus Vallejo.
Berkat Alves
Bagi Brasil kemenangan ini tentu istimewa. "Back-to-back" juara Olimpiade. Lima tahun lalu mereka menjadi juara setelah mengalahkan Jerman di partai final. Saat itu Brasil menang adu penalti dengan skor 5-4, setelah bermain imbang 1-1 sepanjang 120 menit.
Dua emas yang sudah diraih menempatkan Brasil sejajar dengan Argentina dan Uruguay. Ketiga negara ini hanya kalah dari Great Britain dan Hongaria yang sudah tiga kali meraih medali emas.
Saat menjadi juara di Rio, Brasil diperkuat sejumlah pemain bintang seperti Rafinha, Marquinhos, Gabriel Barbosa, hingga Neymar Junior.
Kini Brasil menjadi kampiun dengan deretan pemain muda lainnya. Ada Richarlison yang tengah dikaitkan dengan Real Madrid. Ada juga Douglas Luiz (Aston Villa), Bruno Guimaraes (Lyon), Reinier (Borussia Dortmund), Matheus Cunha (Hertha Berlin), Paulinho (Bayer Leverkusen), Antony (Ajax Amsterdam), Malcom (Zenit Saint Petersburg), serta Gabriel Martinelli (Arsenal).
Sederet pemain yang merumput di Eropa itu berpadu dengan beberapa pemain yang tampil di liga-liga Amerika Latin seperti Gabriel Menino (Palmeiras), Guilherme Arana (Atletico Mineiro), Nino (Fluminense), dan Abner (Atletico Paranaense).
Para pemain itu terbilang pemain muda di bawah 24 tahun. Mereka didampingi beberapa pemain senior seperti Santos Neto (31 tahun, Atletico Paranaense), Diego Carlos (28 tahun, Sevilla), serta sang kapten, Dani Alves (38 tahun, Sao Paulo).
Alves menjadi salah satu pemain yang cukup menarik perhatian di Olimpiade Tokyo. Alves dipercaya memimpin pasukan muda Brasil. Jelas tanggung jawab ini tidak mudah. Sebagai juara bertahan, Brasil tentu tidak ingin mengalami nasib apes.
Alves yang sangat berpengalaman, memiliki jam terbang sangat tinggi di level Eropa, diharapkan memotivasi semangat skuad muda Selecao.
Kehadiran Alves ternyata berdampak positif. Sepanjang pertandingan kita bisa melihat bagaimana ia memberi contoh kepada para pemain muda untuk bermain tenang dan taktis. Di saat-saat sulit, misalnya kala menghadapi kebuntuan hingga harus beradu tendangan penalti, Alves menyemangati mereka. Alves menyuntikan kepercayaan diri dan semangat pantang menyerah sebelum peluit akhir dibunyikan.
Peran penting Alves di balik medali emas Olimpiade yang diraih Brasil tentu tak bisa dinafikan. Mantan pemain Barcelona itu pantas merayakan bersama para pemain muda.
Berada di antara para pemain yang jauh lebih mudah, Alves tetap menunjukkan diri sebagai pemain yang pantas dituakan. Bukan semata-mata karena usia, tetapi lebih dari itu. Sepak terjangnya di klub-klub top Eropa masih membekas.Â
Masa lalunya yang gemilang belum juga pudar. Alves membuktikan itu secara jelas, dan sangat jelas, dalam proses terjadinya gol pertama Brasil. Kecakapannya memanfaatkan kesempatan dan akurasi tendangannya mengingatkan kita saat ia melakukan hal serupa untuk melayani Messi di Barcelona.
Rekor
Setelah Olimpiade Tokyo orang-orang mungkin akan perlahan-lahan melupakan Alves. Namanya mulai bergeser sedikit demi sedikit ke halaman dalam buku sejarah.
Sebelum itu benar-benar terjadi, saat ini, kita perlu mengingatnya. Gelar yang diraih di Tokyo ini adalah yang ke-43 sepanjang kariernya.
Mengacu catatan statistik Opta, angkat tersebut menempatkannya di urutan teratas. Sebagian besar gelar tersebut diraih Alves bersama Barcelona. Alves menjadi bagian dari kedigdayaan Barcelona sejak 2008 hingga 2016.
Koleksi gelarnya semakin menjauh dari nama-nama seperti Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Messi yang baru saja mengantar Argentina menjuarai Copa America baru meraih 38 gelar. Seperti Alves, jumlah gelar itu adalah gabungan dari pencapaian di level klub, tentu terbanyak, dan tim nasional.
Sementara itu Cristiano Ronaldo baru meraih 34 trofi baik di tingkat klub maupun saat berseragam timnas Portugal.
Meksiko perunggu
Bagi Spanyol kekalahan ini tentu mengecewakan. Harapan meraih emas kedua gagal. Spanyol pernah merasakan manisnya medali emas saat menjadi tuan rumah Olimpiade Barcelona 1992. Saat itu Spanyol mengalahkan Polandia, 3-2.
Sementara itu dalam perebutan medali perunggu Olimpiade Tokyo yang digelar sehari sebelumnya dimenangkan Meksiko. El Tri mengalahkan tuan rumah Jepang, 3-1.
Bagi Meksiko hasil ini memang tak seperti 2012 silam di London. Saat itu mereka mengejutkan dengan meraih emas. Di partai final Meksiko mengalahkan Brasil, 2-1.
Walau gagal mengulangi catatan manis itu, medali perunggu ini pun tetap berarti bagi Meksiko. Ini menjadi medali Olimpiade kedua bagi Amerika Utara di panggung sepak bola putra yang lebih didominasi Amerika Latin dan Eropa.
Selamat Brasil dan Dani Alves!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI