Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Selamat Lee Yang/Wang Chi-Lin, Terima Kasih Hendra/Ahsan

1 Agustus 2021   05:55 Diperbarui: 1 Agustus 2021   07:37 7388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Daddies usai menghadapi Lee/Wang di semi final Olimpiade Tokyo: badmintonindonesia.org

Keduanya memang sempat mengalami kekalahan dari Satwikasairaj Rankireddy/Chirag Shetty di laga pertama. Kekalahan 21-16, 16-21, dan 27-25 itu sempat menjadi buah bibir. Tidak sedikit yang meragukan mental pasangan tersebut untuk bersaing di tingkat Olimpiade.

“Kami kehilangan pertandingan pertama Saat itu kami sedikit kecewa, berpikir mungkin kami akan kembali tiga tahun kemudian (Paris 2024) dan melakukan yang lebih baik,” ungkap Wang kepada situs resmi BWF usai partai final.

Hasil negatif itu justru melecut semangat Lee/Wang untuk bangkit. Mereka kemudian tampil begitu baik di laga-laga selanjutnya.

“Tapi mengejutkan kami melewati semua tantangan dan menjadi juara. Saya tidak tahu harus berkata apa,” sambung Wang.

Sejumlah kualitas itu menjadi formula yang mereka pakai dengan baik hingga di partai final. Mereka tidak memberi kesempatan kepada “twin tower” Tiongkok itu. Sempat ketat di gim pertama dalam kedudukan 17-14, Lee/Wang kemudian bisa mengendalikan permainan.

Situasi di set kedua benar-benar berada dalam kendali Lee/Wang. Betapa tidak. Mereka mampu memimpin dengan selisih sangat jauh, 6-15, lantas menjadi 9-18. Pasangan Tiongkok itu sempat mendapat beberapa poin dari kesalahan Lee/Wang yang terkadang terburu-buru. Namun perjuangan mereka untuk menahan laju Lee/Wang hanya sanggup mencapai angka 12.

Liu Yu Chen mengakui bahwa mereka kehilangan arah dalam menghadapi serangan tanpa henti dari Lee/Wang.

“Kami memulai dengan baik, tetapi sejak pertengahan pertandingan kami melewatkan beberapa peluang. Lawan kami sangat bagus, mereka memaksa kami membuat kesalahan,” aku Liu seperti dilansir dari situs resmi BWF.

Li/Liu tentu menyesal tak bisa mempertahankan emas ganda putra yang telah diraih Tiongkok dalam dua edisi sebelumnya. Mereka tak bisa mengikuti jejak Cai Yun/Fu Haifeng dan Zhang Nan/Fu Haifeng yang berjaya di London 2012 dan Rio de Janeiro empat tahun berselang.

Namun demikian, medali perak itu lebih dari cukup menjaga muka Tiongkok, ketimbang tidak mendapat medali sama sekali. Apalagi hasil tersebut diraih di tengah situasi sulit pandemi Covid-19 yang benar-benar membatasi mereka untuk terjun dalam setiap turnamen.

“Untuk sampai ke tahap ini adalah perjalanan yang sulit, kami melakukan banyak upaya selama pandemi. Memenangkan perak memberi kami penyesalan tetapi kami tidak akan berhenti,” tandas Liu Yu Chen lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun