Angka buta huruf justru meningkat dari 1,78 persen menjadi 1,93 persen di masa pandemi. Sebanyak 5,2 juta lebih penduduk Indonesia berstatus buta huruf tentu bukan kenyataan yang menggembirakan.
Sementara itu soal buta huruf fungsional bisa kita ukur dari praktik kehidupan sehari-hari. Juga pada taraf tertentu untuk melihat sejauh mana posisi kita di antara bangsa-bangsa bisa diuji di antaranya dari berbagai kompetisi yang menuntut kecakapan membaca ujian matematika atau sains misalnya.
Data-data di atas semestinya tidak hanya menuntut pembuktian empiris, tetapi pertama-tama menjadi sebentuk kaca tempat kita berefleksi. Harbuknas yang kita peringati setiap tahun seharusnya menjadi momentum penyadaran akan pentingnya baca dan tulis dan bagaimana terus meningkatkannya dari waktu ke waktu.
Soal literasi di Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah. Minat baca rendah dan angka buta huruf menunjukkan tren peningkatan. Untuk bisa mengatasi berbagai keprihatinan itu tidak hanya dibutuhkan tanggung jawab pemerintah yang oleh undang-undang diamanatkan untuk memikulnya. Tetapi perlu kerja sama dan kerja bersama semua pihak, tidak terkecuali setiap anggota masyarakat.
Masing-masing kita bisa mulai dari lingkungan terkecil. Kita bisa mengawali dari rutinitas sederhana. Bila hari ini kita peringati Harbuknas kesekian kalinya, maka tanggung jawab sederhana yang bisa kita tunjukkan adalah cukup dengan menjawab rentetan pertanyaan kecil ini secara jujur.
Anda sedang baca buku apa? Anda sedang mengincar buku apa? Berapa buku sudah dan akan Anda baca? Anda sedang bersiap menghadiahkan buku apa kepada teman, sahabat, istri, atau anak Anda?
Bila buku masih menjadi barang aneh dan membaca masih menjadi pekerjaan berat dan membosankan, maka jangan harap litani keprihatinan di atas akan segera berakhir.
Oh ya, saat ini saya sedang berjuang menghabiskan dan menikmati buku tebal Korupsi, Melacak Arti, Menyimak Implikasi, salah satu opus magnum almarhum B.Herry Priyono.
Selamat Hari Buku Nasional!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H