Tidak ada salahnya kembali memanjakan diri setelah sepanjang siang hingga sore berpuasa. Namun perlu membatasi jumlah makanan berlemak, juga makanan dan minuman manis.
Mengingat waktu makan dan minum terbatas, kita tak bisa terlalu berambisi untuk menandaskan berbagai makanan dan minuman yang diinginkan dalam waktu yang sempit. Untuk itu, perlu memperhatikan keseimbangan nutrisi dalam setiap porsi makanan dan minuman. Yang diutamakan sebenarnya bukan kuantitas, tetapi kualitas.
Keenam, puasa di tengah pandemi Covid-19 menghadapkan kita pada kebiasaan baru. Kita tak bisa mempersiapkan bahan makanan dan minuman secara leluasa. Untuk itu perlu untuk melakukan perencanaan yang matang saat berbelanja bahan makanan.
Selain menghindari terjangan virus berbahaya itu, ketercukupan kebutuhan makanan dan minuman tetap penting. Untuk itu, pentingnya merencanakan setiap kebutuha dengan baik. Alasannya, selain memastikan kebutuhan terpenuni, juga menghindari terbuangnya bahan makanan karena terlalu berlebihan.
Dalam situasi sulit seperti ini, membuang-buang makanan bukan sesuatu yang patut. Alih-alih berkelebihan dan mubazir, alangkah baiknya bila kelebihan anggaran itu disalurkan untuk pos kebutuhan yang lain. Atau bahkan diberikan kepada orang-orang yang benar-benar kekurangan karena himpitan ekonomi.
Selain kita menghindari kecenderungan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman berlebihan, perencanaan yang matang juga bisa memasukan kebutuhan orang-orang yang kesusahan dalam setiap perencanaan. Dengan demikian puasa kita benar-benar mendatangkan manfaat positif baik bagi diri sendiri maupun sesama. Berpuasa tidak hanya menjaga tubuh tetap sehat, tetapi juga ikut memastikan sesama di sekitar tak selalu dirundung malang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H