Walau demikian, umat muslim setempat, juga di berbagai daerah lain di NTT, akan tetap menikmati bulan penuh rahmat ini dengan cara mereka sendiri. Bencana berganda itu memang sangat menguras tenaga, waktu, emosi, dan dana. Namun, justru membuat iman dan keyakinan terhadap Sang Maha Penyelenggara semakin tebal.
Jejak langkah Islam di NTT
Memang cukup sulit menemukan studi dan publikasi komprehensif tentang muslim NTT. Salah satu publikasi yang cukup diandalkan adalah Wacana Identitas Muslim Pribumi NTT yang dieditori Philips Tule, Fredrik Doeka, dan Ahmad Atang . Buku setebal lebih dari 380 halaman itu diterbitkan oleh Penerbit Ledalero tahun 2015.
Patut dicatat, Philipus Tule adalah seorang pastor Katolik cum islamolog dengan bekal pendidikan magister di Pontifical Institute of Arabic and Islamic Studies dan pergaulan luas dengan para tokoh muslim terkemuka di tanah air. Selain itu, ia menjadi salah satu penggerak dialog antar-agama di NTT melalui kerja akademis seperti publikasi dan seminar, juga berbagai aksi nyata. Â
Mengenal dan Mencintai Muslim dan Muslimat (2003) dan Allah Akbar-Allah Akrab (2003) adalah sejumlah sumbangsih akademis yang keluar dari semangat dialogis doktor antropologi yang kini memimpin salah satu universitas Katolik terbesar di NTT, Universitas Widya Mandira, Kupang.
Sementara itu, Penerbit Ledalero adalah salah satu penerbit besar di Flores khususnya, kepunyaan Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (STFK) Ledalero. Tempat mayoritas calon pastor, suster, hingga mahasiswa "awam"-untuk membedakan dari calon pastor, meraih gelar Sarjana Filsafat, Sarjana Pendidikan Keagamaan Katolik (PKK), dan Magister Teologi (teologi dengan pendekatan kontekstual) yang berada di Maumere, Kabupaten Sikka.
Provinsi dengan 22 daerah tingkat II, dengan 21 kabupaten dan satu kota madya, menjadi ruang bagi hidup dan berkembang lebih dari 466 ribu pemeluk Islam. Angka berdasarkan rilis ntt.kemenag.go.id tahun 2019 itu tentu mengalami perubahan seiring berjalannya waktu.
Umat muslim tersebar hampir di semua daerah dengan angka bervariasi. Jumlah terbanyak terdapat di Kabupaten Ende, Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Manggarai Barat, Kota Kupang, Kabupaten Lembata, Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Timur, dan Sumba Timur. Mereka menyatu dalam keragaman budaya, bahasa, dan suku bangsa di NTT.
Salah satu kontribusi publikasi ilmiah di atas adalah coba merunut jejak langkah islam di NTT. Buku ini coba mengurai lebih panjang berbagai studi minim yang pernah dilakukan secara terbatas dan sambil lalu, serta menjawab beberapa hipotesis terdahulu.
Max Weber dalam kisah perjalannya pernah meninggalkan catatan tentang kehidupan di Dusun Maumbawa, Flores Tengah, tahun 1888-1889. Ia mengatakan para saudagar keliling pernah mensambangi daerah itu. Mereka adalah pelaut dan muslim. Hanya saja, dalam tulisannya itu, para suadagar ini tinggal terpisah dari mayoritas penduduk setempat yang berprofesi sebagai petani.