Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Balada Pekan Suci di NTT, Setelah Yesus Bangkit, Pohon Tumbang, dan Banjir Bandang

4 April 2021   14:41 Diperbarui: 5 April 2021   08:29 1603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desa Waowala, Kecamatan Ile Ape, Kab. Lembata, NTT, pascabanjir dari arah Gunung Ile Lewotolok, Minggu (4/4/2021) (TRIBUNNEWS.COM via POS-KUPANG/ISTIMEWA)

Demikian dasar biblis teologis Kristen yang terus dipertahankan dan diyakini hingga saat ini. Kebangkitan Yesus sebenarnya bukan sebuah peristiwa biasa. Karena itu reaksi atas momen itu pun beragam.

Kitab Suci mengisahkan aneka reaksi manusiawai yang muncul, mulai dari para murid Yesus, orang-orang Yahudi, serdadu Romawi, hingga para pemuka agama setempat. Ada yang merasa gentar seperti para prajurit Romawi penjaga kubur Yesus.

Imam-imam kepala dan tua-tua Yahudi begitu gempar dan tercengang. Kubur kosong yang ditemui membuat orang-orang dekat Yesus mulai berspekulasi dan bertanya-tanya. Ada yang menduga jenazah Yesus telah diambil orang. Ada juga salah satu dari antara murid Yesus yang kemudian tidak percaya.

Sampai pada akhirnya Yesus menunjukkan diri sepenuhnya. Tanda kemenangannya atas maut dan dosa. Kebangkitan yang sejatinya mengokohkan iman. Momen fundamental setiap orang Kristen menaruh iman, harap, dan keyakinannya.

 "...jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu. Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus." (1 Korintus 15:17-18).

Semoga balada Pekan Suci kali ini semakin meneguhkan iman dan mengukuhkan relasi dan solidaritas, baik di antara sesama manusia, maupun dengan alam-lingkungan. Semoga NTT bisa melewati badai berat ini!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun