Selain itu, Agung mengingatkan untuk mewaspadai potensi angin kencang. Hampir seluruh wilayah NTT berpotensi mengalaminya. Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Rote Ndao, Sabu Raijua, hingga sebagian Pulau Sumba yang berada di sekitra pusat tekanan rendah, harus sangat waspada.
Selama hari-hari ini, NTT harus bersiaga. Masyarakat, hingga pemerintah melalui instansi dan perangkat terkait mesti bersinergi. Tidak hanya melakukan langkah antisipatif dari dampak yang lebih buruk, tetapi juga ikut membantu masyarakat yang terdampak.
Beberapa wilayah di NTT harus melewati jalur laut. Sementara saat ini, situasi perjalanan lewat laut tentu tidak sedang kondusif. Angin kencang dan gelombang laut membuat setiap jadwal perjalanan harus dihentikan. Pemerintah harus memikirkan bagaimana cara untuk menjangkau wilayah seperti di Kecamatan Adonara agar bisa memberikan bantuan dan menghindari jatuh korban lebih banyak.
Tidak hanya itu. Kerusakan akses mobilitas vital seperti jalan dan jembatan harus dicarikan alternatif. Begitu juga setiap keluarga yang terdampak banjir dan rob mesti diungsikan ke tempat yang aman.Â
Pasokan makanan dan kebutuhan lainnya harus diperhatikan. Keselamatan kelompok rentan seperti wanita, ibu hamil, bayi, anak-anak, dan lansia patut diprioritaskan.
Dalam situasi pandemi seperti saat ini, pekerjaan itu terasa semakin berat. Upaya SARS menjadi berlipat sukarnya. Menyelamatkan nyawa dengan tanpa harus kehilangan nyawa. Memberikan pertolongan dengan tidak harus mengabaikan protokol kesehatan.
Lalu apa?
Itu pekerjaan rumah jangka pendek. Setelah urusan ini selesai, NTT masih memiliki tugas lanjutan. Bencana yang terjadi belakangan ini harus ditimba sebagai pelajaran penting agar tidak sampai terulang di masa depan.
Anomali cuaca kadang tak terprediksi, kemudian menjadi tak terhindarkan. Alam yang bergerak dengan hukumnya sendiri kadang tidak selaras dengan dugaan dan keinginan manusia.
Kita tentu tidak ingin beberapa dampak kerusakan yang seharusnya bisa diantisipasi tidak sampai disiasati lebih dini. Di antaranya adalah menata kembali relasi manusia dengan alam, lingkungan, dan fasilitas publik.