Dalam kiriman gambar dan penuturan beberapa anggota keluarga, kawasan Sikumana, Oebobo, hingga Gua Lordes yang berada di jantung ibu kota Provinsi itu tergenang banjir. Drainase yang ada tak cukup menampung debit air yang melimpah. Akses jalan terhambat. Beberapa pengendara motor yang mencoba menerobos banjir akhirnya harus terseret arus.
Sementara itu, ratusan keluarga di Kelurahan Sulamu, Kabupaten Kupang, terdampak banjir rob. Sejumlah besar pemukiman terendam air laut setinggi 30 hingga 40 sentimeter.
Masih berlanjut
Balada Pekan Suci sejumlah masyarakat NTT itu tentu mengkhawatirkan. Menakutkan. Pun mengundang haru dan tangis.
Belum diketahui pasti apa saja dan berapa kerugian yang diderita. Sekilas bisa kita lihat ratusan rumah tergenang banjir dan air laut, pemukiman longsor dan tertimbun lumpur, akses jalan terputus, rusaknya sejumlah fasilitas.
Kita bisa membayangkan duka dan kesedihan setiap orang yang terkena musibah itu. Aku hampir selalu siaga menanti perkembangan informasi dari sana. Sambil berdoa dan berharap tidak terjadi sesuatu yang jauh lebih buruk.
Hanya saja, mengharapkan semua ini cepat berakhir dan terselesaikan, tidaklah mudah. Kepala Stasiun Meteorologi El Tari, Agung Sudiono, kepada Tempo.co (4/4/2021), sudah memberi tahu. Keberadaan bibit siklon 99 S berkontribusi signifikan terhadap peningkatan labilitas atmosfer dan pertumbuhan awan hujan di wilayah NTT.
Lebih lanjut, ia mengatakan bibit siklon tropis 99S diperkirakan menguat dalam 24 jam ke depan dengan pergerakkan menjauhi wilayah Indonesia.
Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai petir, masih akan terjadi, setidaknya dalam tiga hari ke depan, di beberapa wilayah di NTT. Kota Kupang, Kabupaten Kupang, dan Timor Tengah Selatan adalah beberapa wilayah yang masih harus siaga.