Pertama, banjir bandang melanda Kabupaten Flores Timur, khususnya sejumlah wilayah di Pulau Adonara seperti Kecamatan Ile Boleng dan Kecamatan Adonara Timur.
Banjir besar di Waiwerang, Kecamatan Adonara Timur, disebabkan luapan sungai dari wilayah perbukitan di sekitar Desa Horowura dan Hoko Worowura, Kecamatan Adonara Tengah.
Hujan lebat itu kemudian merusak sejumlah fasilitas umum seperti jembatan. Selain akses di sejumlah wilayah terganggu, bahkan terputus, rumah-rumah hingga kendaraan warga juga tak luput dari kerusakan. Â Puluhan rumah tertimbun lumpur seperti di Desa Lamanele, Kecamatan Ile Boleng.
Kedua, banjir bandang juga menerjang Kabupaten Malaka. Sebanyak 23 desa di wilayah hasil pemekaran dari Kabupaten Belu pada 2012 silam, terendam banjir.
Meluapnya Sungai Benenai karena curah hujan yang tinggi, serta gelombang pasang yang menerjang, membuat rumah-rumah warga diterjang banjir setinggi lebih dari satu meter. Belum dihitung berapa banyak kerugian yang terjadi dari bencana tersebut.
Ketiga, selain hujan lebat, angin kencang juga melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Ngada. Saya mendapat informasi dari seorang teman di Kecamatan Golewa, angina kencang melanda daerah itu sejak beberapa waktu lalu.
Pagi ini di grup WhatsApp kami, ia mengirim sejumlah gambar. Beberapa pohon cemara tumbang. Pohon yang tinggi menjulang nan ramping itu dikenal memiliki akar yang kuat. Bila sampai rubuh, bisa dibayangkan seberapa kencang terpaan angina itu.
Keempat, cuaca ekstrem juga menerjang Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. Curah hujan tinggi disertai angin kencang melanda wilayah itu menyebabkan banjir bandang dan banjir rob.