Ketika tiga hari kemudianÂ
Yesus bangkit dari mati,Â
pagi-pagi sekali Maria datangÂ
ke kubur anaknya itu,Â
Maria datang membawa celana yang dijahitnya sendiri/dan meminta Yesus mencobanya.
Bait berikutnya, tersaji percakapaan antara ibu dan anak. Maria dan Yesus bertukar kesan tentang celana baru itu. Maria ingin memastikan seperti apa perasaan anaknya saat mengenakan celana itu. Apakah ukurannya tepat, tidak kebesaran atau kekecilan.
"Paskah?" tanya Maria.
"Pas sekali, Bu," jawab Yesus gembira.
Jokpin menutup puisinya dengan akhir yang indah. Kebangkitan Yesus tak disangkal. Pemenuhan panggilan Yesus sebagai manusia serentak Putra Allah berpelukan dengan kepuasan Maria.
Kenaikan ke surga sebagai bentuk kemenangan atas maut dan dosa, serentak sebuah peristiwa yang patut dirayakan dengan sukacita. Seperti seorang anak yang bahagia mendapat perhatian dan pemberian dari wanita yang dicintainya,
Mengenakan celana buatan ibunya,
Yesus naik ke surga.
Ketiga, menurut hemat saya, tidak ada yang keliru secara fundamental dari puisi di atas. Jokpin menggambarkan kronologi dan potongan peristiwa yang terjadi dengan Yesus dan Maria seperti tertuang dalam Kitab Suci dan diterangkan dalam berbagai ajaran dan dogma gereja. Yesus disalib. Maria bersedih. Tiga hari berselang, Yesus bangkit.