"Para pemain juga punya tanggung jawab lebih besar. Pelatih punya 15 persen andil kesuksesan pemain, tetapi 85 persen sisanya bergantung dari disiplin, komitmen, dan inisiatif pemain."
Demikian Lee Chong Wei, legenda bulutangkis Malaysia, saat mengomentari penunjukkan Hendrawan dan Tey Sey Bock sebagai pelatih Lee Zii Jia pada awal tahun lalu.
Komentar pemilik empat gelar All England (2010, 2011, 2014, 2017) itu sekaligus menjawab pertanyaan seberapa penting peran seorang pelatih untuk prestasi seorang pebulutangkis. Apakah dengan demikian pembahasan selesai? Tentu tidak.
Chong Wei dengan 69 gelar yang diraih nyaris dua dekade berkiprah di arena bulutangkis tentu memiliki pengalaman didampingi sejumlah pelatih. Ia pernah ditangani beberapa pelatih mulai dari Misbun Sidek, Tey Siu Bock, hingga Hendrawan.
Masing-masing pelatih memiliki peran, kesan, dan tempat tersendiri bagi Chong Wei. Hendrawan misalnya, datang saat Chong Wei tengah tersandung kasus doping.Â
Tahun 2010, Hendrawan hijrah ke Malaysia dan mula-mula dipercaya sebagai pelatih para pemain muda, sebelum pada 2015 mendampingi Chong Wei yang sempat terpuruk.
Bersama Hendrawan, Chong Wei kemudian berhasil mendapat kembali kepercayaan diri dan performa terbaik. Hendrawan pula yang tetap mendampingi Chong Wei hingga sang pemain memutuskan gantung raket pada 2019.
Walau demikian, ketika kepadanya disebut sebagai salah satu sosok penting di balik kebesaran Chong Wei, Hendrawan justru merendah. Menurutnya, kehebatan sang pemain tidak pertama-tama karena sang pelatih. Pemain bersangkutan yang menentukan, didukung oleh tim yang solid.
Dari komentar dan pengalaman Chong Wei di atas bisa disimpulkan sementara. Pemain berperan penting untuk menentukan kesuksesannya. Sehebat apapun seorang pelatih tidak akan berhasil bila tidak ditopang oleh usaha dan perjuangan setiap pemain.
Apakah dengan demikian peran seorang pelatih menjadi sederhana? Ada tidaknya pelatih bukan menjadi perkara penting untuk mencetak prestasi pemain?