Bijak menanggapi ancaman
Seusai mengikuti tayangan perayaan Minggu Palma di salah satu kanal YouTube, saya dikejutkan dengan berita ledakan di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan. Peristiwa pada Minggu (28/3/2021) pagi itu disinyalir sebagai aksi bom bunuh diri.
Apakah teror ini menargetkan rumah ibadah, fasilitas umum, Polsek Ujung Pandang dan Polrestabes Makassar, atau Kantor Balaikota Makassar yang berada di sekitar episentrum ledakan?Â
Soal ini biarlah diselesaikan oleh aparat penegak hukum agar kita tak jatuh pada salah tafsir dan salah paham. Sementara itu kita berharap para korban mendapat penanganan intensif.
Terlepas dari motif pelaku dan momen berbarengan dengan Minggu Palma, setiap orang diminta untuk tetap tenang dan menyikapinya secara bijak. Kita dituntut agar menjauhkan diri dari syak wasangka dan aksi-aksi provokatif.Â
Saya melihat, tak berselang lama, berbagai potongan gambar, video kejadian, hingga rupa-rupa tafsiran tersebar di sejumlah lini sosial media.
Tentu, hal-hal semacam ini perlu dibatasi. Tujuannya, agar tidak menimbulkan ketakutan dan merangsang aksi-aksi tak terpuji.Â
Sebagai warga negara, biarlah persoalan ini ditangani oleh pihak terkait. Kita mendesak negara untuk mengambil langkah strategis dan antisipatis agar peristiwa serupa tidak terjadi baik di tempat-tempat lain selama Pekan Suci, maupun setelah itu.Â
Kita sedang sulit karena terjangan pandemi. Jangan sampai krisis ini semakin diperumit oleh aksi-aksi teror tak terpuji. Walau sulit, hidup masih patut dijalani dan kehidupan serta keselamatan setiap manusia tetap menjadi prioritas yang tak bisa dikompromi.Â
Selamat memasuki Pekan Suci!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H