Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Lee Zii Jia dan Yuta Watanabe Merangsek, Bagaimana Peringkat Pemain Indonesia Pasca-insiden All England?

26 Maret 2021   21:07 Diperbarui: 27 Maret 2021   16:55 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yuta Watabane meraih gelar ganda putra dan ganda campuran dengan pasangan berbeda di All England 2021: https://twitter.com/champ_together

Tidak ada dispensasi bagi tim Indonesia setelah diminta mundur dari All England beberapa waktu lalu. Turnamen tertua di dunia itu terus berlanjut sampai usai. Skuad Merah Putih pulang dengan nelangsa. Sementara penyelenggara hanya mengucap sesal dan maaf belaka.

Selain membawa pulang trofi dan hadiah uang tunai dari total 850 ribu USD (Rp 12,2 miliar), para juara pun ketiban poin tak sedikit. Setiap jawara kebagian 12 ribu poin. Jumlah yang lebih dari cukup untuk mendongkrak posisi mereka di tabel ranking BWF.

Bagaimana konstelasi peringkat dunia BWF terkini? Sampai sejauh mana kenaikan posisi para pemenang? Lalu, apakah tragedi All England berdampak signifikan pada ranking para pemain Indonesia? Berubah nggak ya peringkat para pemain kita?

Para semifinalis dan finalis All England 2021 berikut raihan poin dan raihan prize money: bwfbadminton.com
Para semifinalis dan finalis All England 2021 berikut raihan poin dan raihan prize money: bwfbadminton.com

Lee Zii Jia Merangsek

Berdasarkan rilis BWF, Selasa (23/3/2021) lalu terjadi sejumlah perubahan pada tabel peringkat dunia. Salah satunya di sektor tunggal putra.

Tambahan 12 ribu poin mendongkrak posisi Lee Zii Jia. Tunggal putra Malaysia ini berhasil naik dua tangga dari posisi 10. Dengan raihan total 69,389 poin, Lee kini membuntuti Jonatan Christie di posisi tujuh.

Perubahan posisi Lee menyusul kemenangannya di All England. Pemain 22 tahun itu berhasil menumbangkan dua unggulan teratas yakni Kento Momota di perempat final dan Viktor Axelsen di partai pamungkas. Kemenangan fenomenal berdurasi 74 menit, 30-29, 20-22, 21-9 semakin mendorong Lee ke lingkaran elite dunia.

Peringkat Lee Zii Jia terkini di urutan kedelapan, posisi wakil-wakil Indonesia tak berubah: bwfbadminton.com
Peringkat Lee Zii Jia terkini di urutan kedelapan, posisi wakil-wakil Indonesia tak berubah: bwfbadminton.com

Sementara itu Ng Ka Long Angus yang absen  di All England harus bergeser ke posisi sembilan, memberi tempat kepada penerus Lee Chong Wei itu. Begitu juga pebulutangkis Taiwan, Wang Tzu Wei, harus turun satu tangga, menempati posisi yang ditinggalkan Lee Zii Jia.

Selain Lee yang kebagian untung naik dua strip, posisi para pebulutangkis di jajaran tujuh besar BWF tidak beranjak. Ginting masih bertakhta di urutan kelima, di depan satu-satunya wakil China di 10 besar, Chen Long. Sementara itu, Momota dan Axelsen yang gagal juara All England masih menempati dua posisi teratas, diikuti Chou Tien Chen di urutan ketiga.

Seandainya, Jojo dan Ginting tak dihalangi bertanding, kita tentu bisa berharap mereka mendapatkan tambahan poin. Setidaknya, jumlah 82.282 poin milik Ginting bisa berubah pekan ini. Demikian juga Jojo yang sukses memetik kemenangan di partai pertama All England atas Kunlavut Vitidsarn, 21-13 24-22. Ternyata semua itu hanya harapan kosong. Tak ada sesuatu yang bisa kita bawa pulang selain kecewa.

Pesona Yuta Watanabe 

Yuta Watanabe mendapat untung dari performa impresifnya di Utilita Arena, Birmingham. Menawan di dua nomor, ganda putra dan ganda campuran, peringkat dunia mereka pun terdongkrak. Bertinggi 1,67 namun bisa berjaya di dua nomor dengan pasangan berbeda. Sungguh mempesona, bukan?

Berpasangan dengan Hiroyuki Endo, seniornya yang terpaut usia lebih dari 10 tahun, keduanya mampu meredam pasangan senior senegara, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda, 21-15, 17-21, 21-11. Kemenangan di partai final itu sekaligus membuat mereka sukses pertahankan gelar.

Tahun lalu, pasangan beda generasi itu jadi juara, mengalahkan Marcus Gideon/Kevin Sanjaya, 18-21, 21-12 dan 19-21. Langkah Endo dan Watanabe tahun ini lebih mudah. Keduanya luput dari amukan balas dendam Minions, plus ujian dari pasangan berpengalaman, Hendra Setiawan/Mohamad Ahsan yang sejatinya ditempatkan sebagai unggulan pertama dan kedua.

Walau posisi Endo/Watanabe merangsek naik, Indonesia masih menempatkan dua wakilnya di urutan teratas: bwfbadminton.com
Walau posisi Endo/Watanabe merangsek naik, Indonesia masih menempatkan dua wakilnya di urutan teratas: bwfbadminton.com

Gelar juara itu mengantar Endo/Watanabe ke posisi keempat. Pelan tetapi pasti, mereka menanjak dari posisi keenam. Keduanya mendepak "the twin tower" Tiongkok, Le Jin Hui/Liu Yu Chen dan senior mereka, Kamura/Sonoda, menjadi pasangan nomor satu Jepang saat ini.

Dengan 84,083, pasangan Jepang itu hanya tertinggal tiga ribu poin dari Lee Yang/Wang Chi-Lin, jagoan baru dari Taiwan yang menyapu tiga gelar Super 100 di Thailand awal tahun ini.

Sementara itu, dua urutan teratas masih dikuasai Indonesia. Walau gagal mendapat poin di All England, posisi Minions dan Daddies belum juga tergeser. Minions yang memiliki 106,853 poin masih bisa bernapas lega.

Sehebat apa pun Endo/Watanabe di All England, mereka masih berjarak sebanyak perolehan poin satu gelar juara Super 1000 untuk bisa memuncaki ranking dunia. Perkara ini jelas tidak mudah. Minions dan Daddies tentu tidak tinggal diam. Mereka tak akan membuang kesempatan di turnamen-turnamen selanjutnya.

Dekati Praveen/Melati

Seperti bersama Endo, demikian juga dengan Arisa Higashino, Watabane menuai prestasi di All England. Sesama pasangan muda ini, mampu mengandaskan pasangan non unggulan lainnya dari Jepang, Yuki Kaneko/Misaki Matsutomo, 21-14, 21-13.

Hasil ini membuat posisi Endo/Higashino semakin membaik. Sebelumnya di urutan keenam, saat ini mereka sudah berada di lingkaran lima besar dunia. Tabungan total 82,843 poin, pasangan ini mendekati utusan Indonesia dengan peringkat terbaik saat ini, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.

Praveen/Melati adalah juara All England edisi sebelumnya. Tak mendapat kesempatan mempertahankan gelar, posisi mereka pun terkunci. Ucok dan Melati, dengan 85,900 poin masih membuntuti dua pasangan China yang diselipi Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai yang meraih "hat-trick" di Leg Asia.

Posisi Zheng Siwei/Huang Yaqiong di urutan teratas belum tergoyahkan. Raihan 109,002 poin membuat pasangan ganda campuran paling impresif dalam satu dekade terakhir masih berjarak sekitar 8 ribu-an poin dari Bass dan Popor, sapaan manis Dechapol/Sapsiree di urutan kedua.  

Praveen/Melati tak beranjak, sementara Hafiz/Gloria turun satu strip di ranking terbaru BWF: bwfbadminton.com
Praveen/Melati tak beranjak, sementara Hafiz/Gloria turun satu strip di ranking terbaru BWF: bwfbadminton.com

Posisi pasangan Thailand itu pun belum terlalu aman. Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping terus mengancam untuk kembali menempatkan Tiongkok sebagai penguasa dua posisi pertama. Tentu, itulah harga yang harus Negeri Tirai Bambu bayar setelah memilih absen sejak tahun lalu.

Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjadja harus turun satu tangga ke posisi sembilan. Mereka harus memberi tempat kepada pasangan Inggris, Marcus Ellis/Lauren Smith yang rajin bersafari sejak awal tahun.

Ini juga buntut kegagalan mereka memaksimalkan turnamen Swiss Open di awal bulan ini. Alih-alih memenuhi target juara, Hafiz/Gloria justru tersungkur di babak pertama.

Keduanya dipulangkan Satwiksairaj Rankireddy/Ashwini Ponnappa asal India. Kekalahan straight set, 18-21 dan 10-2, di St. Jakobshalle, Basel, Swiss, membuat mereka kehilangan poin Olimpiade, target utama mereka yang dengan sengaja tidak diikutsertakan di All England yang tidak menggaransi poin ke Tokyo.

Bagaimana ganda putri?

Perubahan terjadi di posisi kedua dan ketiga. Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara bertukar tempat dengan Chen Qing Chen/Jia Yi Fan. Kemenangan Mayu/Wakana atas juara bertahan, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota, 21-18 dan 21-16 menjadi sebab utama Jepang kini memiliki dua pasangan di puncak ranking dunia.

Mayu/Wakana yang membuat kejutan pekan lalu dengan mengalahkan pasangan nomor satu Jepang mengumpulkan total 96,683 poin. Masih ada selisih kurang lebih 3 ribu-an poin dengan Yuku/Sayaka dan hanya terpaut tipis dari pasangan Tiongkok, pemilik 95,310 poin.

Pasangan Jepang lainnya yang mengalami kenaikan peringkat cukup mencolok adalah Nami Matsuyama/Chiharu Shida. Pasangan ini naik dua peringkat ke jajaran 10 besar setelah mencapai semi final All England. Langkah pasangan muda ini dihentikan sang juara.

Selain Jepang dengan tiga pasangan di jajaran elite, Korea Selatan pun demikian. Lee So Hee/Shin Seung Chen dan Kim So Yeong/Kong Hee Yong di urutan keempat dan kelima. Posisi kedua pasangan Negeri Ginseng ini tidak berubah setelah bergantian menjadi jawara di Toyota Thailand Open 2021 dan BWF World Tour Finals 2021.

Greysia/Apri menjadi andalan utama Indonesia, sekaligus satu-satunya di jajaran elite: bwfbadminton.com
Greysia/Apri menjadi andalan utama Indonesia, sekaligus satu-satunya di jajaran elite: bwfbadminton.com

Keduanya dibuntuti Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang menyabet gelar Yonex Thailand Open 2021. Greysia/Apri tak beranjak dari posisi keenam dengan 83,115 poin. Berturut-turut Du Yue/Li Yin Hui (Tiongkok), Jongkolphan Kittitharakul/Rawinda Prajongjao (Thailand), dan Chang Ye Na/Kim Hye Rin (Korea Selatan) untuk melengkapi 10 besar ganda putri BWF.

Patut diakui, hingga hari ini, Greysia/Apri masih menjadi pasangan ganda putri terbaik Indonesia sekaligus andalan untuk bersaing dengan pasangan-pasangan top lainnya. Pelapis mereka, Della Destiara Haris/Rizki Amalia Pradipta masih jauh tercecer di posisi ke-22.

Sayangnya, pasangan ini tinggal kenangan. Selain terlempar dari Pelatnas PBSI, keduanya pun mulai jarang ikut kompetisi.

Kini, tongkat estafet ganda putri tanah air sepenuhnya diharapkan pada pasangan-pasangan muda. Salah satunya, Siti Fadia/Ribka Sugiarto. Pasangan yang berusaha tampil baik di Thailand awal tahun ini masih berada di posisi 34, sekaligus pasangan Indonesia terakhir di lingkaran 50 besar dunia. Sudah saatnya alarm dibunyikan?

Okuhara Geser Marin

Nozomi Okuhara dan Carolina Marin berbeda nasib di All England dan tabel ranking terbaru. Okuhara yang ambil bagian di All England lantas menjadi juara. Sementara itu Marin yang berjaya di awal tahun, harus menarik diri dari All England.

Hasilnya pun berdampak pada peringkat dunia mereka. Gelar juara Super 100 mempengaruhi posisi Okuhara. Kini pemain Jepang itu berada di tiga besar. Dengan 95,886 poin, Okuhara mengekor di belakang Chen Yu Fei (Tiongkok) dan juara edisi sebelumnya, Tai Tzu Ying.

Sementara itu Marin harus turun satu tangga. Kemudian diikuti Akane Yamaguchi (Jepang), Ratchanok Intanon (Thailand), Pusarla V.Sindhu (India), An Se yeong (Korea Selatan), dan He Bing Jiao (Tiongkok) yang tak berubah posisi.

Pornpawee Chochuwong finalis All England tahun ini mengalami kenaikan satu tangga. Kekalahan 21-12 dan 21-16 dari Okuhara beberapa waktu lalu membuat koleksi poinnya bertambah menjadi 68,456, sekaligus menempatkannya kini di kelompok 10 besar.

Jangan ditanya lagi di mana posisi tunggal putri Indonesia di tabel peringkat dunia: bwfbadminton.com
Jangan ditanya lagi di mana posisi tunggal putri Indonesia di tabel peringkat dunia: bwfbadminton.com

Kita beruntung, walau tak ambil bagian di All England, posisi tunggal putri terbaik Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung tak terdampak.

Hanya saja, ranking Jorji terlihat kurang menarik untuk sebuah negara dengan tradisi bulutangkis yang kuat. Posisi Jorji di urutan ke-22, menempatkan sektor ini cukup jauh tertinggal dibanding sektor lain, dan negara lain.

Di depan Jorji, ada Evgeniya Kosetskaya dari Rusia, negara yang selama ini hanya mencuri perhatian panggung bulutangkis dunia melalui pasangan ganda putra, Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov.

Sampai kapan keterpurukan ini akan berakhir?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun