Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Putri KW, Pengagum Carolina Marin dengan Potensi "Bukan Kaleng-kaleng"

26 Maret 2021   08:00 Diperbarui: 26 Maret 2021   10:45 1110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemenangan terus berpihak pada Putri. Sabrina Jaquet pun tak kuasa membendungnya. Keunggulan straight set, 21-16 dan 21-16, mengantar Putri ke babak perempat final. Lawannya, asal Swiss itu, berperingkat 46, jauh di depannya yang masih merangkak dari luar lingaran 200 BWF.

Walau begitu, Palais des Sports, Orleans, Prancis, menjadi panggung pertunjukkan kualitas Putri di level utama yang mulai terlihat. Putri akan menghadapi unggulan tiga dari Thailand, sekaligus salah satu favorit juara. Pengalaman dan jam terbang Busanan Ongbamrungphan memang layak diperhitungkan. Mesi demikian, tidak alasan lebih mendasar yang membuat Putri menyerah sebelum bertanding.

Putri begitu mengidolai Carolina Marin. Sudah menggemari badminton sejak usia delapan tahun, Putri mengagumi Marin yang kini menjadi salah satu tunggal putri papan atas dunia. Cara bermain hingga ekpresi pebulutangkis Spanyol itu berusaha ia tiru.

Putri tidak hanya sekadar meniru begitu saja. Ia memendam hasrat untuk bisa mengikuti jejak prestasi sang idola. Satu medali emas Olimpiade dan tiga gelar juara dunia adalah beberapa prestasi besar Marin yang pernah berada di puncak ranking dunia.

Walau jejak langkah Marin di panggung dunia masih jauh dari jangkauannya, setidaknya Putri sudah berani bermimpi. Keberanian yang menyeruak bukan tanpa dasar. Ia punya fisik yang mumpuni. Menjulang 1,72 meter, Putri setinggi Marin.  

Lebih dari itu, skillnya mulai terasah berikut mental yang semakin diuji. Bakal semakin berkembang dari waktu ke waktu, dari arena ke aren. Syarat-syarat dasar ini yang mengerucut pada satu kesimpulan. Ia memiliki potensi  yang sejatinya "bukan kaleng-kaleng."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun