"Zat besi heme terdapat dalam makanan yang langsung diserap tubuh," ungkap dr.Diana untuk membedakan dari non heme yang harus melewati proses tertentu agar bisa diserap dengan baik oleh tubuh.
Kedua, sakit baik infeksi atau penyakit kronis seperti kanker dan ginjal. Selain itu, dari tanda-tandanya, menurut dr.Diana, "Bila denyut nadinya cepat dan nafas akan cepat juga. Bila kronis maka dapat terjadi pembesaran limpa."
Ketiga, pada wanita khususnya karena perdarahan, infestasi parasit, dan popiosis yang biasa terjadi pada usia 5 tahun hingga masa remaja, berlanjut sampai dewasa.
Remaja mengalami peningkatan risiko anemia karena pertumbuhan yang cepat dan peningkatan massa otot. Wanita dengan perdarahan menstruasi berat beresiko lebih besar mengalami anemia. Karena itu remaja putri memiliki kebutuhan zat besi untuk mengimbangi kehilangan darah menstruasi dan pertumbuhan yang meningkat.
Dari sebab-sebab itu saya kemudian sampai pada pertanyaan, bagaimana mencegah dan menghindari terjadinya anemia, baik bagi saya secara pribadi, istri, maupun anak saya?
Bukan kebetulan, saya dikarunia anak perempuan. Tanggung jawab jelas tidak ringan, terutama ancaman anemia yang akan terjadi padanya baik saat mengalami menstruasi maupun di saat menjadi seorang ibu kelak.
Pertama, tanggung jawab keluarga. Keluarga perlu mencukupkan kebutuhan dengan bahan makanan sumber zat besi. Sumbernya bisa dari unsur hewani (daging ayam, daging sapi, hati ayam, hati sapi, ikan salmon), maupun nabati (bayam, wortel, kangkung, tempe, tahu, brokoli, jamur, daun singkong, dll).
Menurut dr. Diana, seorang balita butuh sekitar 7 mg zat besi. Karena itu dengan cukup makan satu hati ayam sudah memenuhi kebutuhan zat besi.
Daun-daun hijau mengandung zat besi tinggi. Dokter Diana menyarankan untuk dikonsumsi bersama makanan yang meningkatkan penyerapan seperti Vitamin C, sekaligus menghindari unsur yang menghambat penyerapan seperti yang ada dalam kopi atau teh.
Bahan makanan sumber Vitamin C yang bisa dicoba adalah jambu biji (dengan kandungan 108 mg/100 gram), mangga (41 mg/100 gram), tomat 34 mg/100 gram) atau jeruk (30-50 mg/100 gram).