Sebagai target, jelas, Tigres ingin menjadi juara. Kesempatan yang sudah di depan mata tidak ingin disia-siakan. Namun final yang akan digelar di Education City Stadium, Al Rayyan, Jumat (12/2/2021) dini hari nanti akan menjadi medan pertarungan antara dua kekuatan berbeda.
Kedigdayaan sepak bola Eropa yang terjelma dalam diri Muenchen di satu pihak, dan semangat Amerika Utara di sisi lain. Ambisi Muenchen untuk menjadi penguasa dunia versus hasrat Tigres untuk mengukir sejarah. Dominasi pemain bintang di kubu Die Bayern kontra kolektvitas Tigres dengan bertumpu pada pemain senior seperti Gignac dan Gonzalez. Serta taktik high pressing ala Hansi Flick menghadapi kesabaran dan counter attack yang akan ditekankan Ferretti.
"Tidak ada tim Meksiko lain yang sejauh ini, tetapi sekarang kami menginginkan lebih. Kami datang ke sini berharap untuk mengangkat trofi dan sekarang kami sudah dekat, kami terdorong dan termotivasi bahwa kami dapat mencapai tujuan kami."
Seruan Carlos Gonzalez itu bisa kita pandang sebagai tekad yang wajar. Sekaligus harapan yang lumrah dari sebuah tim pendatang baru yang namanya dan nama para pemainnya nyaris tenggelam di balik gegap gempita dan popularitas klub-klub Eropa yang menjadi magnet bagi para pemain terbaik dari seantero jagad.
Sebelum hasil akhir ditentukan di medan laga, mereka tetap perlu menebar ancaman. Bahwa Tigres siap menunjukkan diri seperti nama yang disandang, tigers: kawanan harimau yang akan lebih dulu mengaum dan menerkam, sebelum dibantai oleh pasukan merah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H