Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Zlatan Ibrahimovic di Antara Kronos dan Kairos

8 Februari 2021   15:34 Diperbarui: 8 Februari 2021   16:01 909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zlatan Ibrahimovic: Reuters/Dailymail.co.uk

Ibrahimovic adalah sebagian kecil dari pemain profesional yang masih mampu menjaga performa di tengah ketatnya persaingan antarklub dan dengan pemain-pemain muda yang tak kurang jumlahnya. Di usia 39 tahun, ia masih bisa diandalkan klub sekelas Rossoneri. Kehadirannya benar-benar dibutuhkan dan ia pun bisa menjawab kebutuhan itu dengan sebaik-baiknya.

Kebutuhan akan pemain berpengalaman serentak bisa diandalkan di lini serang sudah mulai kecang digaungkan penggemar saat Milan kehilangan tiket Liga Champions dengan hanya selisih satu poin di belakang Inter Milan. Derita musim 2018/2019 bertambah parah saat mereka harus tersisih di penyisihan grup Liga Europa. Tak bisa mengendalikan situasi, Gennaro Gattuso pun memilih meletakkan jabatan pelatih.

Milan kemudian mengangkat Marco Giampaolo. Eks manajer Sampdoria itu hanya bertahan selama tujuh pertandingan. Posisinya kemudian digantikan oleh Stefano Pioli. Dalam pandangan Pioli kebutuhan utama Milan adalah amunisi di lini depan.

Pioli tahu timnya tidak bisa terus mengandalakan Krsytof Piatek, apalagi bek kiri Theo Hernandez untuk urusan tersebut. Adalah lucu dan menggelikan menyerahkan pekerjaan mencetak gol kepada pemain tengah, apalagi bek.

Klub pun sepakat dengan fan. Ibrahimovic adalah jawaban sementara untuk krisis lini depan. Ia diberi kontrak enam bulan dengan opsi perpanjangan satu tahun. 

Saat kembali mendarat di Milan, Ibrahimovic berkomentar, "Enam bulan ini akan menjadi kunci untuk melihat apakah saya dalam performa terbaik dan dapat memberikan hasil. Kalau tidak, saya tidak akan tinggal di sini saja. Itu tidak menarik minat saya."

Kronos Vs Kairos

Bahasa Yunani antik memiliki konsep soal waktu yang cukup komprehensif. Waktu dikenal sebagai chronos (kronos) di satu pihak, dan kairos di pihak lain. Secara sederhana, kronos mengacu pada waktu sebagai satu garis lurus (linear), yang terus bergerak dari detik ke jam, hari, minggu, kemudian berganti tahun, dan seterusnya.

Waktu kronos itu selalu bergerak tetap, teratur dan dapat diukur. Kita kemudian mengenal kata kronologi sebagai urutan waktu dari sejumlah kejadian atau peristiwa.

Bila pada kronos waktu bersifat kuantitatif, pada kairos lebih bersifat natural dan kualitatif. Konsep waktu kairos mengacu pada "suatu periode waktu" sebagai "sesuatu yang khusus" terjadi. "Sesuatu yang khusus" ini bergantung pada siapa yang sedang menggunakan kata tersebut.

Singkatnya, bila pada kronos waktu itu menjadi sesuatu yang konstan, kairos lebih menempatkan waktu sebagai penggalan kesempatan dan momentum. Secara teologis, sebagaimana kata-kata ini mendasarkan dirinya, waktu kairos adalah pemberian Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun