Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Babak Belur di 3 Seri Thailand, Saatnya Bulu Tangkis Indonesia Menatap Swiss Open

3 Februari 2021   16:07 Diperbarui: 4 Februari 2021   07:46 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: badmintonindonesia.org

Rangkaian pertandingan di Thailand tentu membuat kita bertanya diri. Apakah ada yang kurang dari para pemain kita? Hal-hal apa yang menjadi pekerjaan rumah untuk segera kita perbaiki?

Benar kata Agung Firman, untuk bisa bersaing dan berprestasi ada sederet faktor penting yang harus dipenuhi. Mental, teknik, dan fisik.

Soal teknik, para pemain kita jelas memilikinya. Tidak ada yang meragukan kualitas teknik Anthony Ginting. Salah satu momen yang jelas menunjukkan itu adalah saat mengalahkan pemain yang kini merajai tunggal putra, Kento Momota di Asian Games 2018. Begitu juga saat terbang ke Thailand, hanya Ginting yang bisa merepotkan Axelsen di dua pekan pertama.

Namun dua unsur lainnya, fisik dan mental, jelas terlihat kekurangannya pada para pemain kita. Entah apa yang dilakukan para pemain kita selama lebih dari setengah tahun sebelum kompetisi digelar kembali. Yang pasti saat kembali bertarung terlihat fisik mereka kedodoran, begitu juga fokus dan konsentrasi gampang terganggu.

Nova Widianto, pelatih ganda campuran memberi catatan terhadap Praveen/Melati. Menurutnya, pasangan itu masih gampang membuang poin. Selain itu, komunikasi dan daya juangnya pun berkurang.

"Waktu keadaan tertekan, jadi gampang menyerah. Dari segi permaianan, musuh sudah pasti mempelajari keunggulan dari permainan Jordan/Melelati dan mereka kurang siap dengan itu," ungkap Nova kepada badmintonindonesia.org.

Situasi serupa terjadi juga dengan para pemain putri. Rionny Mainaky, mengakui bahwa baik Gregoria Mariska, maupun Ruselli Hartawan tampil kurang percaya diri. Sedikit saja kesalahan bisa membuyarkan konsentrasi dan mengganggu permainan.

Rionny Mainaky dan pemain tunggal putri: badmintonindonesia.org.
Rionny Mainaky dan pemain tunggal putri: badmintonindonesia.org.

"Ruselli mainnya terlalu tegang. Membuat langkahnya menjadi berat, mainnya tidak lepas dan tidak maksimal. Ini yang benar-benar harus dievaluasi dan diperhatikan, baik pemain atau pelatihnya," tandas Rionny, pelatih tunggal putri, merangkap Kabid Binpres, menggantikan Susy Susanti.

Tim pelatih tentu jauh lebih memahami apa yang sesungguhnya terjadi dengan para pemain dan bagaimana memperbaikinya. Tiga seri turnamen di Thailand sekiranya cukup memberikan gambaran seperti apa fisik, mental, dan teknik para pemain setelah absen bertanding cukup lama.  

Begitu juga lawatan ke Thailand menjadi kesempatan yang pas untuk mengukur sepak terjang para pasamgan muda dan debutan di turnamen Super 1000 seperti Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun