"Akhirnya, saya menang. Ketika saya bisa tetap tenang dan sabar, saya bisa memenangkan pertandingan. Pada akhirnya itu adalah pertandingan yang ketat dan saya lelah dan bahagia di saat yang sama," ungkap Tai dalam sesi wawancara usai laga kepada BWF.
Dengan usia yang baru menginjak 26 tahun, ia sangat berpeluang untuk menyamai bahkan melampaui catatan Lee Chong Wei dengan empat gelar bergengsi itu.Â
Untuk sampai ke sana, ia masih tetap harus melewati hadangan Marin, berikut para pemain China dan Jepang yang tak ambil bagian kali ini. Tak terkecuali, para "rising star" seperti An Se-young (Korea) dan Pornpawee Chochuwong (Thailand).
Dominasi Korea dan Denmark
Bila Taiwan pulang dengan dua gelar, Korea Selatan dan Denmark sudah lebih dulu mengunci masing-masing satu gelar. All Korean dan All Denmark finals terjadi di sektor ganda putri dan tunggal putra.
Pertemuan Lee So-Hee/Shin Seung Chan versus Kim So Yeong/Kong Hee Yong merupakan partai ulangan final pekan lalu. Saat itu, pasangan yang disebutkan kedua menang mudah 18-21 19-21. Namun situasi berbalik kali ini.
Lee/Shin tampil mati-matian untuk membendung smes keras rekan senegaranya itu. Tertinggal di game pertama, unggulan empat ini berusaha memanfaatkan momentum di game kedua.Â
Usai terlibat laga sengit, Lee/Shin terlihat lebih percaya diri di set penentuan. Kemenangan 15-21 26-24 21-19, membuat podium tertinggi berganti ditempati Lee/Shin.
Ini menjadi pencapaian terbaik pasangan empat BWF itu, sekaligus menjadi pasangan ganda putri Korea pertama yang menjadi juara World Tour Finals. Sebenarnya mereka nyaris mengukir sejarah itu tahun 2018 silam.Â
Sayangnya, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi masih terlalu tangguh bagi mereka kala itu. Pasangan Jepang itu pun sukses menjadi juara.