Bila hari ini ada di periode 2013-2016 jalan cerita tentu berbeda. Bisa tetap bersaing di level atas dengan para pemain yang jauh lebih mudah pasca lewat periode emas membuat Hendra/Ahsan pantas disebut legenda.
Terlepas dari itu, Lee/Wang memang patut naik ke podium utama, tempat yang sebenarnya ingin dipijaki The Daddies untuk melengkapi back to back edisi sebelumnya. Pasangan 25 dan 26 tahun itu sedang berada dalam puncak performa.
Lee/Wang kini benar-benar menjadi ancaman baru sektor ganda, termasuk bagi Marcus Gideon/Kevin Sanjaya. Kita pasti tak sabar melihat pasangan yang baru menorehkan sejarah bagi ganda putra Taiwan di level elit-sejajar dengan Tai Tzu Ying-menghadapi The Minions, bukan?
Revans manisÂ
Gelar juara Lee/Wang diikuti Tai Tzu Ying di sektor tunggal putri untuk menjadikan Taiwan sebagai salah satu penguasa di WTF kali ini. Tai menunjukkan kualitasnya sebagai ratu bulu tangkis dunia.
Bertemua Carolina Marin di pertandingan ke-18 menjadi sebuah laga klasik. Apes di dua pekan sebelumnya membuatnya harus menyerahkan medali emas Yonex dan Toyota Thailand Open kepada Marin. Saat itu, Tai memang tampil di bawah standar permainan terbaiknya.
Titik balik Tai sebagai tunggal nomor satu dunia terjadi di saat yang tepat. Tertinggal 14-21 di game pertama, Tai hanya memberi delapan poin kepada Marin di game kedua. Di set penentuan, Tai sempat tertinggal, 15-17 dari peraih medali emas Olimpiade Rio 2016.
Tai Tzu Ying bukanlah pemain yang bisa menyerah begitu saja. Saat-saat krusial seperti itu, Tai Tzu Ying menunjukkan keunggulannya. Ketenangan dan kejeliannya mengeksploitasi titik lemah Marin patut diacungi jempol.Â
Sejumlah pukulan lob ke sudut terjauh dan sesekali memberikan dropshot tipis berhasil mengantarnya lebih dulu meraih poin ke-21.
Sebuah revans yang manis untuk menggagalkan Marin meraih hat-trick di awal tahun. Sebaliknya, mengantar pemain bertinggi 1,62 m itu ke dalam kelompok elit bersama Ahsan/Hendra, Mathias Boe/Carsten Mogensen, Wang Xiaoli/Yu Yang, Joachim Nielsen/Christinna Pedersen, dan Zhang Nan/Zhao Yunlei sebagai pemilik tiga gelar Super Series atau World Tour Finals.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!