Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kenangan Natal dalam Sepotong Lagu

25 Desember 2020   23:06 Diperbarui: 25 Desember 2020   23:07 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi yang menggambarkan semarak Natal di tengah situasi pandemi Covid-19/Rudy and Peter Skitterians/Pixabay 

Perayaan ibadat digelar dalam dua cara. Tatap muka (offline) dan secara online atau via Live Streaming. Situasi saat ini membuat lebih banyak orang harus mengambil cara kedua. Tidak terkecuali aku.

Ilustrasi mengikuti perayaan Natal melalui Live Streaming di rumah/ TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
Ilustrasi mengikuti perayaan Natal melalui Live Streaming di rumah/ TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO

Umat yang datang ke Gereja wajib mematuhi standar kesehatan tanpa kompromi. Prosedur 3M ditegakan tanpa pandang bulu. Wajib menjaga jarak, menggunakan masker, dan mencuci tangan.

Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, situasi ini membuat kapasitas umat di gereja menurun drastis. Kapasitas bangku hanya terisi 20 persen. Bisa dimaklumi dan memang demikian seharusnya. Ada jarak antara satu sama lain.

Satu bangku panjang di gereja yang bisa ditempati enam sampai tujuh orang, kini hanya dipersilahkan untuk diisi maksimal tiga orang. Di antara ketiga orang itu dipisah oleh tanda silang untuk mempertegas awasan: jaga jarak.

Tidak sampai di situ. Yang diperkenankan ke Gereja hanya dalam keadaan sehat. Dianjurkan hanya yang berusia 18-59 tahun. Itupun harus mendaftar terlebih dahulu via website. Dengan kapasitas terbatas, tidak semua pendaftar itu akan mendapat nomor kursi.

Penerapan protokol kesehatan di Gereja/ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/wsj 
Penerapan protokol kesehatan di Gereja/ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/wsj 

Tidak hanya jemaat, petugas dan pelayan kebaktian pun harus dalam keadaan sehat. Durasi perayaan sedikit dipercepat. Dekorasi dan hiasan di gedung gereja diatur sedemikian rupa agar mudah dipasang dan dibongkar. Usai perayaan, penyemprotan disinfektan akan dilakukan di seluruh ruangan gereja. Semua itu dilakukan untuk memastikan para pihat terlibat dan lingkungan steril.

Patut diakui merayakan momen besar keagamaan dengan cara yang tidak biasa akan mendatangkan kesan tersendiri. Natal bukanlah Natal bila dirayakan dalam kewaspadaan tingkat tinggi dan kesepian yang direkayasa demi dan atas nama kesehatan.

Bisa merayakan Natal di Gereja tentu sebuah kesenangan batin tersendiri. Ada kepuasan tersendiri usai meninggalkan gedung Gereja. Bisa dibayangkan suasana batin bila harus menahan diri. Dalam situasi penuh kecemasan akan pandemi Covid-19 yang masih merajalela,  kekurangan tersebut bisa dipahami.

Hanya saja tetap ada yang mengganjal. Rasa rindu semakin berlipat ganda. Tidak hanya pada gereja, tapi juga pada kampung halaman. Saat mendengar lagi "Kenangan Natal di Dusun Kecil" kian terdengar lirih dan menyayat hati. Aku hanya bisa menerima sambil menahan hasrat pada sepotong lagu Natal:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun